Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Ketum PSSI) Erick Thohir mengaku telah merencanakan sejumlah aturan untuk memperketat permasalahan yang seringkali terjadi di pertandingan Liga Indonesia.
Pertama, dia mengatakan bahwa akan meneken aturan untuk mendegradasi klub yang tertangkap basah melakukan match fixing atau pengaturan skor.
“Jadi kalau ada kejadian di lapangan apakah aturan ditabrak, jangan main-main. Ketahuan match fixing (pengaturan skor) kalau ada ditangkap itu langsung didegradasi dan wasit serta pemain akan dihukum seumur hidup,” ujar Erick Thohir di GBK Arena, Rabu (19/4/2023).
Selain itu, Menteri BUMN itu juga mengatakan telah berencana memperketat peraturan terkait suporter.
Hal tersebut merupakan respons dari kerusuhan yang dilakukan suporter Persib Bandung atau bobotoh saat kontra Persikabo 1973, Sabtu (15/4/2023).
“Saya mengusulkan adanya pengurangan poin ke depan [untuk supporter rusuh] saat pertandingan. Untuk problem seperti yang kemarin [kerusuhan] kembali, kami kurangi poin saja," tuturnya.
Baca Juga
Insiden bermula saat Persib tunduk dari Persikabo dengan skor akhir 1-4. Menyikapi hal tersebut, bobotoh menyalakan flare dan turun ke lapangan utama Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Barat.
Erick berencana untuk mengikat perilaku suporter dengan sanksi bagi klub pada masa depan. Menurutnya, sebagian pemilik klub telah menyetujui rencana tersebut.
“Supaya klub dan suporter merasakan tanggung jawab yang sama. Ini bisa dilakukan melalui kesepakatan dan ketika klub saya hubungi banyak yang tertarik," ucap Erick.
Federation Internationale de Football Association (FIFA), selaku induk organisasi sepak bola dunia, memiliki Stadium Safety and Security Regulations atau Aturan Keselamatan dan Keamanan di Stadion.
Di dalamnya, FIFA merinci langkah-langkah keselamatan dan keamanan minimum yang harus dimiliki penyelenggara pertandingan dan pengelola stadion, untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan ketertiban di stadion.
Selain itu, Erick mengatakan bahwa hukuman tersebut mengadopsi peraturan Federazione Italiana Giuoco Calcio (FIGC) atau operator Liga Italia.
Salah satunya, FIGC mengurangi poin Juventus FC sebanyak 15 poin sebagai sanksi karena melanggar pasal administrasi.