Bisnis.com, JAKARTA -- Perhelatan Piala Eropa atau Euro 2020 menjadi ujian berat bagi Roberto Mancini. Mancini sebenarnya mampu mengangkat moril permainan tim Italia setelah sebelumnya gagal melaju ke putaran Final Piala Dunia 2018.
Meski demikian, kedatangan Mancini ke tim Italia tak langsung membuatnya mendapat dukungan dari pendukung tim tersebut. Sederet prestasi saat menukangi Manchester City dan Inter Milan tak diacuhkan oleh pendukung Gli Azzurri. Mereka tak yakin, Mancini mampu mengembalikan kejayaan Italia di antara klub elit benua biru.
Akan tetapi cibiran publik itu dijadikan Mancini sebagai pelecut semangat. Dia menyatakan bertekad membalikkan pandangan negatif tersebut. "Pada Mei 2018, saya sangat yakin kami bisa kembali (menjadi tim kuat di Eropa), karena tak ada satu pun orang yanng percaya kepada kami," kata dia.
Cibiran publik sempat terbukti benar. Pada awal kepemimpinan Mancini, Italia sempat dibungkam oleh Prancis 1-3 pada laga uji coba. Mereka juga sempat gagal di ajang UEFA Nations League dengan hanya menempati posisi kedua klasemen akhir grup 3 Liga A.
Akan tetapi semuanya berubah drastis ketika memasuki 2019. Italia yang bergabung di Grup J Kualifikasi Euro 2020 tampil luar biasa. Mereka menyapu bersih 10 pertandingan.
Tak hanya itu, dari 10 laga itu mereka mampu mencetak 35 gol dan gawang Gianluigi Donnarruma juga hanya kebobolan empat gol. Media-media Italia saat itu menyebut Mancini berhasil memadukan secara seimbang permainan bertahan dan menyerang di timnya.
Baca Juga
Secara prinsip, Italia bermain dengan formasi standar 4-3-3. Mancini menginstruksikan timnya bermain dari belakang dan mengendalikan tempo pertandingan.
Akan tetapi pola tersebut bisa berubah seketika jika mereka menguasai bola. Mancini senang memerintahkan bek sayap kanan dan kirinya maju membantu lini serang. Mereka bahkan kerap terlihat seperti bermain dengan formasi ultra ofensif 3-2-5.
Racikan Mancini itu sukses. Sejak 2019 hingga saat ini, Italia tercatat belum pernah mengalami kekalahan di semua ajang. Mancini membawa anak asuhnya mencatatkan rekor tak terkalahkan dalam 25 laga, hanya tertinggal 5 laga dari rekor yang pernah dicatatkan Timnas Italia di bawah asuhan Vittorio Pozzo pada 1930-an.
Mancini pun disebut tercatat sebagai pelatih dengan rasio kemenangan tertinggi dalam sejarah Timnas Italia. Pria berusia 56 tahun itu mencatatkan 70 persen kemenangan.
Salah satu kunci sukses Roberto Mancini adalah karena dia berani memberikan kesempatan pada sejumlah pemain muda ke dalam skuadnya. Contohnya adalah gelandang Nicolo Barella yang dipanggil Mancini saat masih berseragam Cagliari.
Saat Italia di bawah asuhan Ventura, Barella hanya menjadi penghangat bangku cadangan. Mancini memberikan pesepakbola yang kini hanya masih berusia 24 tahun itu kepercayaan lebih. Hasilnya, Barella mampu menyumbangkan empat gol dan empat assist dalam 22 laga bersama Timnas Italia.
Bek kiri Emerson Palmieri juga merasakan sentuhan magis Mancini. Meskipun jarang mendapatkan kesempatan bermain di klubnya, Chelsea, Palmieri mampu tampil apik ketika mendapatkan kepercayaan membela Timnas Italia.
Mancini juga masih mempertahankan sejumlah pemain senior di dalam skuadnya. Duet bek veteran Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci masih menjadi andalan untuk menjaga area kotak penalti. Begitu pun dengan penyerang Ciro Immobile dan Lorenzo Insigne.
Perpaduan pengalaman dan tenaga muda itulah yang dinilai membuat Italia kembali ke golongan tim elit Eropa. Barella bahkan optimis mereka bisa meraih gelar juara Piala Eropa 2020.
"Saya sangat bangga menjadi bagian dari tim ini, kami bisa bermimpi besar memenangkan Euro," kata dia.
Berikut daftar skuad Italia yang dibawa Roberto Mancini ke ajang Piala Eropa 2020:
Kiper: Gianluigi Donnarumma, Alex Meret, Salvatore Sirigu
Bek: Francesco Acerbi, Alessandro Bastoni, Leonardo Bonucci, Giorgio Chiellini, Giovanni Di Lorenzo, Emerson Palmieri, Alessandro Florenzi, Leonardo Spinazzola, Rafael Toloi
Gelandang: Nicolo Barella, Bryan Cristante, Jorginho, Manuel Locatelli, Lorenzo Pellegrini, Stefano Sensi, Marco Verratti.