Maju ke Final Lewat Perjuangan Berat
Osasuna mencapai final melalui kemenangan dramatis lewat perpanjangan waktu saat melawan Athletic Bilbao di San Mames. Gol semata wayang sekaligus penentu kemenangan Osasuna dibukukan oleh Pablo Ibanez.
"Saat ini, saya tidak dapat berkata-kata. Kami menderita seperti anjing sepanjang jalannya pertandingan," kata Ibanez saat itu.
Keuletan, intensitas, dan determinasi menjadi kunci permainan Osasuna dan menurut Arraste, hal itu merupakan cerminan para penggemar serta Kota Pamplona itu sendiri.
Hal itu pun terlihat di Nou Camp, Selasa (2/5), ketika tim yang diperkuat banyak pemain pelapis itu mampu menahan Barcelona selama 85 menit di ajang Liga Spanyol. Arraste memilih menurunkan para pemain pelapis demi menjaga kebugaran para pemain inti untuk laga melawan Real.
Pada pertandingan itu, mereka terpaksa bermain dengan sepuluh pemain sejak menit ke-30, namun mampu menahan gempuran tim pemuncak klasemen itu sebelum Jordi Alba mencetak gol pemecah kebuntuan.
"Osasuna dapat memberi pelajaran apa makna persaingan bagi kami," ujar Arraste.
Baca Juga
Osasuna jelas sangat memerlukan bentuk dukungan positif apapun, terlebih Real tercatat mampu mencapai final setelah menaklukkan Barca dengan skor 4-0 pada semifinal yang dimainkan April silam.
Mereka juga masih bertahan di semifinal Liga Champions dan jika Real mampu memenangi kedua kompetisi tersebut, maka Carlo Ancelotti akan menyamai catatan Zinedine Zidane yakni meraih 11 trofi sebagai pelatih Los Blancos.
"Saya yakin kami akan memenangi setidaknya satu trofi yang tersisa," kata Ancelotti menjelang pertandingan leg kedua melawan Barcelona.
Di atas kertas, Real jelas lebih berpeluang menjuarai Piala Raja mengingat lawan mereka "hanya" Osasuna.
"Jika kami memiliki keberuntungan untuk menjuarai Piala Raja musim ini, maka tim ini harus memenangi semua trofi yang ada dalam dua tahun. Terdapat tim-tim yang tidak pernah memenanginya sepanjang sejarah," ujar Ancelotti saat itu.