Bisnis.com, JAKARTA - Manchester United akhirnya menggaet Casemiro dari Real Madrid dengan nilai transfer seharga Rp1,05 triliun.
Casemiro dianggap sebagai puzzle MU yang hilang dalam besutan Erik Ten Hag di dua pertandingan terakhir Liga Inggris.
Bukan tanpa sebab, Casemiro adalah salah satu gelandang bertahan terbaik yang ada di dunia sepak bola saat ini.
Bersama Real Madrid, Casemiro sudah memenangkan seluruh gelar domestik maupun di Liga Eropa.
Kecuali Piala Dunia, Casemiro telah merengkuh berbagai trofi, dari Copa America sampai Liga Champions, tetapi saat bergabung dengan United dia meninggalkan kemewahan bertanding di Liga Champions yang justru tak mau dilewatkan oleh kebanyakan pemain bintang, termasuk Frenkie de Jong yang menjadi buruan utama Setan Merah musim ini dan pemain United sendiri, Cristiano Ronaldo.
Banyak yang bilang uang yang besar adalah faktor di balik Casemiro mau bermain bersama United yang tak memegang tiket Liga Champions dan tengah begitu terpuruk.
Baca Juga
Pandangan yang tak terlalu salah, apalagi Casemiro akan menjadi pemain United bergaji tertinggi ketiga setelah Cristiano Ronaldo dan David de Gea.
Namun laman berita olah raga Brazil, Lance!, justru menepis anggapan bahwa uang di balik ini semua.
Menurut Lance!, alasan pertama Casemiro bersedia dipinang Manchester United adalah pemain Brazil ini sudah lama menyimpan keinginan bermain di Liga Inggris.
Dia ingin keluar dari zona nyaman di Spanyol. Dia sudah mendapatkan segalanya sehingga wajar dia menginginkan atmosfer tantangan baru.
Gaya permainannya sendiri cocok dengan sepak bola Inggris yang menuntut fisik. Tapi teknik dan keterampilan Casemiro dalam mengolah bola juga tak kalah hebatnya. Dia memiliki intensitas tinggi saat mencurahkan perhatian di lapangan hijau.
Mengenai hal ini, rekannya sesama gelandang Madrid, Toni Kroos, mengingatkan pemain-pemain Setan Merah agar bersiap menghadapi tuntutan Casemiro untuk terus bergerak.
"Bersamamu, wahai Case kawanku, sungguh mustahil tidak berkeringat, dalam situasi apa pun. Karena kamu tak akan mau membiarkan kami berleha-leha," kata Kroos begitu mengetahui sahabatnya ini segera tak lagi bersamanya. "Kamu akan membuat orang terus bergerak."
Alasan kedua adalah gelandang berusia 30 tahun ini tertarik kepada tantangan mengubah Manchester United menjadi tim yang siap menjadi juara lagi. Dia bahkan yakin bisa menjadi pemain vital yang mengantarkan United mengubah nasib buruknya.
Lance! menyatakan "persoalan gaji dan lama kontrak tak begitu mempengaruhi keputusan Casemiro” dalam menyusul dua mantan rekannya di Madrid yang sudah lebih dulu bergabung dengan Setan Merah, yakni Raphael Varane dan Ronaldo.
Kebutuhan Gelandang Bertahan
Walaupun begitu, banyak yang beranggapan Casemiro adalah antitesis dari mahzab sepak bola Erik Ten Hag. Salah satu orang yang beranggapan seperti ini adalah mantan bintang United, Wayne Rooney.
Rooney menilai Casemiro kebalikan 180 derajat dari Frenkie de Jong yang kuat baik saat membantu serangan maupun saat menyokong pertahanan. Faktor ini yang membuat ten Hag ngotot menarik mantan pemainnya di Ajax itu untuk bergabung bersamanya, karena de Jong adalah tokoh sentral di balik skenario sepak bola menekan ala ten Hag.
Rooney menilai dengan merekrut Casemiro maka ten Hag telah mengkhianati sendiri pendekatan pressing tinggi yang berusaha dia bumikan di Old Trafford.
Ini karena Casemiro memiliki catatan bergerak yang lamban sehingga tidak cocok dengan sistem sepak bola menekan ala ten Hag.
Namun apa daya karena de Jong sulit digaet, dan saat bersamaan United lama didera krisis gelandang bertahan yang salah satunya menjadi bulan-bulanan Brentford sepekan lalu, maka begitu Casemiro tersedia di pasar dan ada lampu hijau dari Madrid, Setan Merah langsung menyambar pemain Brazil itu.
Kebutuhan United untuk hadirnya gelandang bertahan yang efektif melindungi lini pertahanan dari agresi lawan sudah tak bisa ditawar lagi.
Inilah sektor yang tak saja membuat United kedodoran dalam dua pekan pertama musim ini, namun juga menjadi tim Liga Inggris kedua yang paling banyak kebobolan musim lalu.
Casemiro paling tidak telah memenuhi dahaga lama United untuk hadirnya gelandang bertahan yang andal. Dan tak ada yang meragukan keandalan Casemiro.
Ancelotti menyebut gelandang ini bagian dari apa yang disebutnya "Segi Tiga Bermuda", bersama Toni Kroos dan Luka Modric. Mereka adalah salah satu trio lapangan tengah terbaik dan tertangguh di dunia.
Merekalah yang menjinakkan tim-tim eksplosif dalam Liga Champions musim lalu, mulai Paris Saint Germain, Chelsea, Manchester City, sampai Liverpool.
Tanpa Casemiro, dan Luka Modric serta Toni Kroos, tak mungkin Madrid menangkal monster-monster sepak bola menekan yang dimiliki Jurgen Klopp di Liverpool.
Pemain Paling Efektif
Ditarik kembali setelah dipinjamkan kepada Porto pada 2015, Casemiro sudah menjadi bagian integral dari sistem gelandang tengah Madrid yang efektif menangkal serangan lawan, sampai kini.
Namun pemain bermental pekerja keras, selalu ingin belajar dan rendah hati itu memiliki titik lemah yang bisa menjadi masalah bagi United. Dia sering terlambat balik membantu pertahanan ketika tim kehilangan bola atau musuh balik menyerang.
Rata-rata jangkauan larinya bahkan di bawah jumlah kilometer yang dicatat Scott McTominay. Tapi untuk ukuran akurasi, tekel dan sapuan, Casemiro jauh di atas gelandang tengah United itu.
Jika ten Hag bersikukuh dengan sepak bola tekanan tingginya seperti biasa dipraktikkan tim-tim seperti Manchester City, maka kecepatan Casemiro bisa menjadi kendala, terutama ketika menghadapi tim-tim seperti Arsenal dan Manchester City yang aktif mengalirkan umpan pendek dan jeli menemukan ruang kosong.
Hanya karena Madrid solid dalam semua lini, kelemahan Casemiro ini tak begitu tersingkap. Oleh karena itu, jika MU mengambil pendekatan seperti dilakukan Madrid selama ini, maka kelemahan Casemiro tak akan begitu tersingkap.
Bisa juga ten Hag sesekali mengambil pendekatan pragmatis yang memasang sistem berdasarkan jenis lawan yang akan dihadapi. Ini yang disarankan banyak orang kepada Ten Hag saat menghadapi Liverpool.
Namun mungkin skeptisme terkait transfer Casemiro ini agak berlebihan, karena bisa saja kehadiran Casemiro memicu pemain-pemain MU lainnya lebih baik, khususnya Fred yang juga asal Brazil dan menjadi langganan kritik di Inggris.
Uniknya Casemiro dan Fred sejauh ini telah membangun kemitraan yang bagus selama bersama timnas Brazil.
Kedua gelandang ini sudah 20 kali dipasang bersamaan oleh pelatih Brazil Tite. 15 dari 20 pertandingan itu kedua pemain dipasang sebagai starter yang 13 di antaranya dimenangkan Brazil. Total, saat mereka diturunkan bersama Brazil hanya satu kali kalah, dan 18 kali menang.
Kemitraan Fred dan Casemiro juga membantu Brazil mencetak total 41 gol, kebobolan hanya lima gol, dan menciptakan 15 clean sheet.
United masih memburu Frenkie de Jong, tapi sepertinya yang paling dibutuhkan United saat ini adalah striker baru untuk mempertajam lini serang. Antony dari Ajax masih jadi target utama.
Tim serang yang aktif menusuk, ditambah gelandang yang menguasai lalu lintas bola, pastinya akan membuat lawan sibuk bermain di daerah sendiri. Dan ini mengurangi tekanan kepada pertahanan United, sekaligus bisa melancarkan sepak bola pressing tinggi seperti diinginkan ten Hag.
Sayang pendukung MU belum akan menyaksikan Casemiro beraksi, tetapi dia mungkin ada di tribun penonton di Old Trafford ketika United menantang Liverpool dini hari nanti.