Bisnis.com, JAKARTA - Kepolisian London belum menemukan cukup bukti untuk mendukung klaim pemain bertahan Chelsea, Rudiger, yang mengaku dilecekhkan dalam laga melawan Tottenham Hotspur di Liga Inggris pada Desember 2019.
Kondisi itu disesalkan pemain berkewarganegaraan Jerman ini. Dalam kasus itu, jelas dia, rasisme telah menang dan dirinya menjadi kambing hitam.
Pada pertandingan itu, Rudiger terlibat dalam insiden yang menyebabkan pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min mendapat kartu merah. Tak lama kemudian dia mendapatkan gestur gerakan monyet dari kubu suporter tuan rumah.
Baca Juga
Namun, pihak Spurs dan Kepolisian Metropolitan London mengatakan bahwa mereka tidak menemukan cukup bukti terjadinya pelecehan rasial.
"Rasisme telah menang. Para pelaku dapat selalu kembali ke stadion, itu menunjukkan bahwa mereka telah menang," kata Rudiger seperti dikutip Sky Sports, Senin (24/2/2020).
Rudiger menjadi sasaran cemoohan sejumlah fans Tottenham selama pertandingan di Stamford Bridge.
"Mereka tidak akan mendapat hukuman dan pada akhirnya saya yang menjadi kambing hitam. Saya tak akan pernah berhenti bersuara. Saya akan selalu bersuara, tetapi dalam kasus ini, saya sendirian," ungkapnya.
"Ini petaka. Saya menjadi seorang ayah Kamis lalu sementara Anda mulai berpikir bahwa masyarakat belum cukup serius memerangi rasisme, sehingga kemungkinan anak saya akan mengalaminya juga. Jika tidak ada perubahan, jika anak-anak tidak mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang baik, kita akan kalah."