Bisnis.com, BANDUNG - Manajer Chelsea Frank Lampard perlu mengambil tiga keputusan strategis dalam leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Pada Rabu (26/2/2020) Chelsea akan menguji ketangguhan Bayern Muenchen di Stamford Bridge, London, Inggris.
Dilansir dari situs AFP Sport, Senin (24/2/2020) terdapat beberapa langkah yang harus dimatangkan dengan tepat oleh Lampard dalam laga tersebut, mengingat lawan yang dihadapi merupakan salah satu klub unggulan di Kompetisi Benua Biru.
Yang pertama, percaya pada Giroud.
Setelah menghabiskan banyak waktu di pengasingan, Olivier Giroud tengah berusaha keras untuk kembali menemukan performanya. Usaha itu berbuah manis. Giroud berhasil mencetak gol pembuka melawan Tottenham Hotspur pada Sabtu di awal Liga Primer Inggris pertamanya sejak November.
Selama ini, Striker Prancis tersebut kerap dicadangkan oleh Lampard, untuk memberikan kesempatan kepada pemain muda Tammy Abraham. Namun, cidera yang didera oleh Abraham menjadi berkah bagi Giroud karena ia kembali dapat bermain.
Dalam pertandingan kontra Tottenham , Giroud pun berkontribusi dalam kemenangan 2-1, yang membuat Lampard dapat berpikir kembali untuk memainkannya pada laga melawan Munchen.
Baca Juga
Jika dalam laga tersebut Giroud dapat berperan baik selama pertandingan, maka beban Chelsea untuk menemukan ujung tombak andal di sisa musim bisa teratasi.
Bermain Bertahan.
Lampard mungkin akan tergoda untuk memainkan pertandingan secara bertahan pada laga melawan Bayern, mengingat strategi ini terbukti ampuh kala menekuk Tottenham.
Lampard bisa saja menggunakan lima pemain bertahan dengan Cesar Azpilicueta, Andreas Christensen dan Antonio Rudiger sebagai bek tengahnya, dan Reece James serta Marcos Alonso "mengebom" maju sebagai bek sayap.
Taktik itu memberi Chelsea pandangan yang lebih solid di belakang dan membebaskan James serta Alonso untuk bergabung dalam serangan, yang memungkinkan mereka untuk membebani lawan-lawan di area yang luas.
Membebaskan Barkley Berkreasi?
Pria kelahiran Liverpool ini juga tengah mencari permainan terbaik. Sejak tiba dari Everton pada Januari 2018, Barkley kurang menunjukan performanya. Serangkaian penampilan kurang sip telah menimbulkan pertanyaan tentang masa depannya.
Laga kontra Tottenham seakan menjadi pemicu atas upaya pencarian permainan terbaiknya. Saat itu, Lampard menggunakan pemain berusia 26 tahun di sisi kiri serangan Chelsea. Lampard melepaskan Barkley dari tanggung jawab defensif, memberinya kebebasan untuk berkeliaran dan mengambil posisi yang bisa menghancurkan pertahanan Tottenham.
Dengan kondisi pemain sayap asal Brasil Willian yang diperkirakan masih diistirahatkan, Lampard harus memutuskan apakah Barkley dapat dipercaya untuk mengulangi pertunjukan memukaunya saat melawan Bayern.