Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LIGA CHAMPIONS: Sejarah Memihak Bayern Munich?

BISNIS.COM, JAKARTA: Liga Champions selalu menyajikan partai yang rumit di tengah musim. Banyak tim unggulan yang diprediksi (tepatnya diharapkan) hadir di penghujung partai, justru bertemu di babak perdelapan atau perempat final.

BISNIS.COM, JAKARTA: Liga Champions selalu menyajikan partai yang rumit di tengah musim. Banyak tim unggulan yang diprediksi (tepatnya diharapkan) hadir di penghujung partai, justru bertemu di babak perdelapan atau perempat final.

Inilah kisah rumit pada  perempat final Liga Champions 2009. Saat itu, dari empat partai, dua pertemuan di antaranya dianggap final kepagian. Yakni saat Liverpool ‘diputuskan’ bertarung melawan Chelsea dan Barcelona bertemu dengan Bayern Munich.

Kendati tingkat atau persentase gregetnya rada kecil. Namun, pada perempat final Liga Champions 2008, pun sedikit terasa yang difaktualkan oleh hadirnya pertarungan antara AS Roma versus Manchester United dan Arsenal jumpa Liverpool. Dua lainnya, relative tidak memiliki tingkat ketegangan yang tinggi: Schalky-Barcelona dan Fenerbach versus Chelsea.

Seperti musim tahun ini, Bayern Munich, yang digagalkan Chelsea di semi final Liga Champions tahun lalu, kini, di perempat final 2013 –2 April 2013-- (kembali) harus bertarung dengan ‘jawara’ Liga Italia 2013, Juventus. Kedua tim ini, kini, sama-sama menjadi pemuncak klasemen sementara kompetisi di negara masing-masing.

Dengan tren menanjak, tidak sedikit penggemar dan pemerhati sepak bola, berharap kedau tim berjumpa, paling tidak, di semi final. Namun, sepak bola kejam. Undian yang tidak bisa dipastikan hasilnya, memberikan fakta lain: Bayern Munich versus Juventus di perempat final. Titik.

Itu mengapa, pertemuan ini, untuk saat ini, seperti ‘pernikahan dini’. Tidak diharapkan, tetapi diinginkan. Namun, kadung harus bertemu, pilihan hanya satu: Bayern Munich atau Juventus?

Rekor pertemuan antar Bayern Munich dan Juventus, tidak terlalu sering. Di Liga Champions, sejak 2004-2005 hingga 2013, hanya enam kali. Selisih kalah menang antar mereka, tipis. Bayern menang dua kali, Juventus tiga kali, dan seri satu kali.

Di pertemuan terakhir, 2010 lalu, Bayern lebih dominan dibandingkan dengan Juventus. Kendati di kandang Juventus, Stadio Della Alpi, Turin, Bayern Munich menang telak 1-4 dan menjadi rekor kemenangan terbesar Bayern Muncih atas Juventus. Di kandang Bayern Munich, Juve mengalami perbaikan, tetapi hanya mampu bermain imbang tanpa gol.

Namun, pertemuan ini seperti mengulang kisah pertarungan di Liga Champions 2004-2005. Juventus menjadi tamu lebih dulu dan menang 1-0. Saat Juventus menjadi tuan rumah, skor yang sama juga diraih Juventus. Bayern Munich saat itu tersingkir. Kini, meskipun baru meraup sembilan gol ke gawang Hamburg,Sabtu lalu (skor akhir 9-2) mampukah Bayern Munich berbalik?

Kisah 2010 atau 2004 yang akan berpeluang? Hakikat sejarah akan berulang. Demikian kata pakar sejarah. Namun, untuk siapa?

Seperti dilansir Reuters, Juventus yang memegang rekor 18 pertandingan tidak terkalahkan di Eropa. Bayern pun demikian. Mereka hanya memerlukan dua angka dari enam pertandingan untuk memastikan gelar juara Liga Jerman ke-23.

"Kami akan pergi ke Munich dengan langkah ringan setelah mengetahui bahwa kami telah melakukan pekerjaan kami dengan baik di kancah domestik," kata pelatih Juventus Antonio Conte setelah timnya menang 2-1 atas seteru abadi Inter Milan pada Sabtu.

"Kami akan pergi ke sana untuk mempertahankan impian kami dan untuk menguji keberanian kami di arena Eropa, dan kami akan melakukannya dengan senyum dan tanpa rasa takut," tambah Conte, yang dirinya sendiri lebih sering memasang wajah asam.

Kembali ke perempat-final setelah penantian selama tujuh tahun, Juventus gembira mendapat peran sebagai tim yang tidak diunggulkan.

Meski Bayern memiliki prospek mengesankan, mereka terlihat rapuh pada beberapa kesempatan khususnya di Allianz Arena yang akan menjadi tuan rumah untuk pertandingan pertama.

Mereka kalah di final Liga Champions musim lalu yang dimainkan di stadionnya sendiri, takluk adu penalti dari Chelsea setelah bermain imbang 1-1, dan disingkirkan Inter Milan di kandang sendiri dua musim silam, kalah 2-3 di depan para pendukung mereka sendiri setelah menang 1-0 pada pertandingan pertama.

Bayern merasakan kutukan lain di Allianz Arena pada awal bulan lalu, ketika mereka telah menang 3-1 atas Arsenal pada pertandingan pertama di babak 16 besar, kemudian kalah 0-2 pada pertandingan kedua, meski selamat berkat peraturan gol tandang.

Kekalahan mengejutkan Bayern juga menderita kekalahan yang mengejutkan 1-3 saat bertandang ke markas BATE Borisov pada penyisihan grup musim ini, meski mereka kemudian bangkit untuk mencapai babak 16 besar dengan meyakinkan.

Juventus, yang bertekad mencapai semifinal untuk pertama kalinya dalam satu dekade, tidak pernah kalah di kompetisi Eropa dalam tiga tahun sejak takluk 1-4 dari Fulham di Liga Europa.

Mereka tersingkir di Liga Europa tahun berikutnya tanpa menelan kekalahan dari sepuluh pertandingannya, dan juga tidak terkalahkan pada musim ini, di mana mereka memenangi enam pertandingan terakhirnya.

Pelatih Bayern Jupp Heynckes, yang kesulitan mengatasi iklim kegembiraan di klub yang berjuluk FC Hollywood ini, melakukan upaya terbaiknya untuk meredakan sejumlah hal setelah kemenangan besar pada Sabtu.

"Kami kerap memainkan sepak bola sesuai buku aturan, dan pada dasarnya itu yang harus kami lakukan pada Selasa," kata Heynckes, yang tidak dapat memainkan gelandang Javi Martinez karena pemain termahal di Liga Jerman itu terkena skorsing.

"(Pertandingan) ini tentu saja tidak akan sama," tuturnya. "Selasa akan menjadi pertandingan yang sangat berbeda. Juventus adalah salah satu tim papan atas di Eropa, sangat agresif dan siap melaju."

Perkiraan pemain:

Bayern Munich: 1-Manuel Neuer; 21-Philipp Lahm, 5-Daniel Van Buyten, 4-Dante, 27-David Alaba; 6-Bastian Schweinsteiger; 25-Thomas Mueller, 39-Toni Kroos, 10-Arjen Robben, 7-Franck Ribery; 9-Mario Mandzukic

Juventus: 1-Gianluigi Buffon; 15-Andrea Barzagli, 3-Giorgio Chiellini, 19-Leonardo Bonucci; 21-Andrea Pirlo; 23-Arturo Vidal, 6-Paul Pogba, 8-Claudio Marchisio, 22-Kwadwo Asamoah; 32-Alessandro Matri, 27-Fabio Quagliarella. (Ilustrasi:tntlivestream.com) (msb)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Editor : Others
Sumber : Reuters/Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper