Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama I.League Ferry Paulus baru saja mengungkapkan alasan utama FIFA belum memberikan izin untuk kehadiran suporter away atau tim tamu di Super League (nama baru Liga 1).
Saat ditemui awak media di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu, Ferry menjelaskan larangan itu disebabkan ulah oknum suporter Persib Bandung yang "bereaksi berlebihan" saat merayakan juara "back-to-back" Liga 1 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada 24 Mei.
"Di pertandingan terakhir (Liga 1), flare lah apa, dan yang lebih parahnya lagi adalah pertandingan yang disaksikan oleh delegasi FIFA di penutupan (Liga 1) di Bandung. Bahkan rumput dihancurkan dan lain sebagainya," kata Ferry.
Kala itu, oknum suporter Persib menyalakan flare dan petasan, hingga membuat laga melawan Persis Solo itu terhenti dua kali. Pelatih Persib Bojan Hodak dan sejumlah pemain sempat memohon untuk menghentikan aksi tidak terpuji itu, namun tidak digubris.
Hal ini membuat stadion diselimuti asap dan karena tak memungkinkan lagi melanjutkan laga. Wasit Rio Permana Putra sampai menghentikan pertandingan, walaupun laga masih menyisakan empat menit.
Kondisi lapangan yang semakin berkabut karena ditutupi oleh asap, membuat seremonial juara juga sempat tertunda. Pesta juara Persib itu juga semakin "ternoda" setelah suporter berbondong-bondong turun dan masuk ke lapangan. Situasi ini membuat fasilitas di Stadion GBLA rusak .
Baca Juga
"Bukan hanya flare, turun ke lapangan. Kalau hanya flare ya okelah, ini turun ke lapangan, mengganggu kita semua di tribun dan lain sebagainya," tambah Ferry.
Pria 61 tahun itu lalu mengungkapkan bahwa sebelum pertandingan terakhir itu, sebenarnya FIFA sudah memberikan "lampu hijau" untuk kehadiran suporter tamu musim depan (2025/2026).
Ketika itu, kata dia, pihaknya sangat senang dengan respons positif FIFA. Namun, pada akhirnya rencana suporter tamu sirna.
"Sebenarnya sebelum penutupan liga kemarin, liga sudah memberikan lampu hijau, makanya kita sangat happy sekali. Kemudian kita juga sudah me-report bahwa kita sudah berkomunikasi dengan pihak kepolisian, dan kepolisian intinya menunggu keputusan dari FIFA dan semua responsnya positif," ungkap Ferry.
Apa yang terjadi di laga penutup Liga 1 itu juga membuat Persib Bandung tak bisa menjadi laga pembuka untuk Super League. Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu akan dibuka pada Jumat (8/8) dengan laga antara Persebaya Surabaya melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora Bung Tomo pukul 19.00 WIB. Di musim lalu, Persebaya adalah tim peringkat keempat Liga 1, sementara PSIM adalah juara Liga 2.
"Nah oleh karena itu, liga melarang untuk menjadikan Persib Bandung untuk pertandingan pembuka," tutup dia.
Meski demikian, kehadiran suporter tim tamu untuk musim depan belum sepenuhnya tertutup. "Masih belum diizinkan, masih seperti yang lalu tapi kita akan terus berupaya supaya mendapatkan ruang atau izin dari sana. Bisa jadi mungkin tiga sampai empat bulan yang akan datang. Mudah-mudahan (putaran kedua)," tutup dia.