Bisnis.com, JAKARTA - Super League edisi perdana setelah mengganti nama dari Liga 1 akan mulai bergulir pada awal Agustus.
Klub-klub peserta telah bersolek dengan mempersiapkan skuad terbaik, mendatangkan pelatih baru, atau memperpanjang kontrak bintang-bintangnya.
Selain urusan skuad dan pelatih, salah satu hal lain yang menarik dari kompetisi sepak bola di Indonesia adalah stadion-stadion yang menjadi markas mereka. Stadion-stadion itu tersebar dari Sumatera hingga Maluku, dan memiliki kapasitas dari yang mampu menampung 80 ribuan penonton sampai yang hanya mampu 8.000 penonton.
Publik penggemar sepak bola tanah air pasti berharap tim favoritnya akan tampil maksimal di kandang masing-masing. Selain itu, yang lebih penting lagi adalah menghadirkan tontonan pertandingan sepak bola yang menghibur dan mengembalikan fitrah sepak bola sebagai hiburan rakyat.
Inilah stadion-stadion yang akan menjadi markas tim-tim Super League musim 2025/2026 bagian dua:
11. Persijap Jepara – Stadion Gelora Bumi Kartini (Jepara, ±8.570)
Baca Juga
Terletak di pesisir Utara Jawa Tengah, Kabupaten Jepara, Stadion Gelora Bumi Kartini akan kembali menjadi panggung sepak bola kasta tertinggi di Indonesia mulai musim 2025/2026. Stadion ini merupakan stadion bersejarah yang telah digunakan sejak Persijap masih berlaga di Divisi Utama.
Dengan hanya berkapasitas sekira 8.750 penonton, stadion ini berkapasitas kecil dibandingkan markas klub-klub Super League lainnya. Meski demikian, dapat dipastikan kelompok-kelompok suporter Persijap yakni Jetman dan Banaspati akan selalu membakar semangat skuad Laskar Kalinyamat.
12. Persik Kediri – Stadion Brawijaya (Kediri, ±10.000–20.000)
Stadion Brawijaya adalah markas klasik Persik Kediri yang sudah digunakan sejak era kejayaan Macan Putih pada awal 2000-an, termasuk saat mereka menjuarai Liga Indonesia dan bertarung di Liga Champions Asia. Kapasitasnya bervariasi antara 10.000 hingga 20.000 karena belum sepenuhnya berkonsep all-seater.
Infrastruktur dan pencahayaan stadion ini sempat diperbaiki demi memenuhi standar kompetisi modern. Menyambut Super League 2025/2026, di Stadion Brawijaya juga akan ada beberapa renovasi ringan demi kenyamanan tim dan penonton.
Meski tidak besar, atmosfer yang dihasilkan oleh Persikmania di stadion ini membuat Brawijaya menjadi salah satu kandang yang sulit ditaklukkan di kompetisi elit sepak bola Indonesia.
13. Persis Solo – Stadion Manahan (Surakarta, ±20.000)
Stadion Manahan adalah salah satu stadion paling modern di Indonesia setelah direnovasi total pada 2020. Terletak di Surakarta, stadion ini memiliki kapasitas sekitar 20.000 penonton dan sudah mengadopsi konsep single-seat penuh.
Selain menjadi kandang Persis Solo, Manahan juga beberapa kali digunakan sebagai arena netral untuk pertandingan tim nasional maupun turnamen pramusim. Bahkan stadion ini juga merupakan tempat berlangsungnya final Piala Dunia U-17 2023, yang dimenangi oleh timnas Jerman melalui adu penalti.
Sempat menjadi kandang Persijatim, Solo FC, dan Pelita Solo, kini stadion yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1998 itu kembali menjadi milik tim asli Surakarta, Persis Solo.
14. Persita Tangerang – Stadion Sport Center Kelapa Dua (Tangerang, ±30.000)
Stadion Sport Center Kelapa Dua, atau dikenal juga dengan nama Indomilk Arena, adalah markas Persita Tangerang yang berada di Kabupaten Tangerang. Kapasitas stadion ini sekira 15.000 dan menjadi salah satu stadion dengan fasilitas modern.
Stadion ini dibangun pada 2014 dan sempat menggunakan nama Stadion Benteng Taruna. Pendekar Cisadane menjadi pengguna Stadion Sport Center Kelapa Dua sejak mereka masih berlaga di Liga 2 pada 2018.
15. PSBS Biak – Stadion Maguwoharjo (Sleman, ±20.000–40.000)
PSBS Biak telah mendaftarkan Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, untuk menjadi kandang mereka saat menjalani Super League musim 2025/2026. Hal itu dilakukan karena markas mereka, Stadion Cendrawasih, yang terletak di Biak Numfor, belum memenuhi standar untuk menjadi tempat pertandingan kompetisi yang diatur Super League.
Hal ini bukan sesuatu yang baru bagi PSBS, sebab pada musim 2024/2025, mereka juga pernah menjadi tim musafir dengan berkandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, dan Stadion Papua Bangkit. Dengan demikian pada Super League 2025/2026, untuk 17 pertandingan kandang, Stadion Maguwoharjo tidak akan menjadi tempat pemilik aslinya, PSS Sleman.
16. PSIM Yogyakarta – Stadion Maguwoharjo (Sleman, ±20.000-40.000)
PSIM Yogyakarta juga akan menggunakan Stadion Maguwoharjo sebagai kandang sementara karena Stadion Mandala Krida belum memenuhi standar Super League, terutama soal pencahayaan dan infrastruktur pendukung. Ini membuat DIY menjadi salah satu provinsi paling padat tim kasta tertinggi.
Secara lokasi, Stadion Maguwoharjo yang berada di Sleman agak berjarak dari basis penggemar PSIM yang berasal dari pusat kota Yogyakarta. Meski demikian, Barajamusti dipastikan akan tetap memadati Maguwoharjo, terutama pada musim pertama mereka kembali ke kompetisi strata tertinggi.
Dalam beberapa pemberitaan, PSIM juga disebut akan mempercepat pengerjaan renovasi di Stadion Mandala Krida, sehingga dapat kembali ke markas legendaris mereka itu.
17. PSM Makassar – Stadion Gelora BJ Habibie (Parepare, ±8.000)
Secara lokasi, PSM Makassar saat ini tidak berkandang di Kota Makassar, namun justru memiliki home base di Kota Parepare. Stadion yang namanya diambil dari nama mantan Presiden Republik Indonesia itu menjadi kandang PSM sejak musim 2022/2023 karena tidak ada stadion yang layak untuk menjadi markas tim kompetisi tertinggi di Makassar.
Stadion Gelora BJ Habibie hanya berkapasitas sekira 8.000 penonton. Meski kecil, stadion ini dapat menghadirkan suasana yang hidup karena jarak tribun dengan lapangan cukup dekat.
18. Semen Padang FC – Stadion Haji Agus Salim (Padang, ±11.000)
Stadion Haji Agus Salim adalah kandang legendaris Semen Padang yang dibangun pada 1983. Stadion ini memiliki kapasitas sekitar 11.000 penonton dan pernah menjadi salah satu stadion terbaik di Sumatera Barat.
Stadion ini sempat rusak berat akibat gempa pada 2009. Namun setelah itu PT Semen Padang telah merenovasinya sehingga layak untuk menggelar pertandingan Liga 1. Stadion Haji Agus Salim secara hukum dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, namun saat ini dialihkan ke Pemerintah Kota Padang dengan sistem Pinjam Pakai.
Sebagai salah satu kekuatan lama eks kompetisi Galatama, Semen Padang akan selalu mendapat dukungan dari The Kmers dan Spartacks di Stadion Haji Agus Salim yang sangat rindu melihat tim pujaannya meraih prestasi tertinggi.