Bisnis.com, JAKARTA - Pep Guardiola menjalani bursa transfer musim dingin tersibuk selama menangani Manchester City dengan menggaet empat pemain sekaligus.
Pep mengeluarkan dana sebesar Rp3,78 triliun untuk mendatangkan empat pemain yaitu Omar Marmoush dari Eintracht Frankfurt, Abdukodir Khusanov dari Lens, Vitor Reis dari Palmeiras, dan terakhir Nico Gonzalez dari Porto. City juga masih mendatangkan Juma Bah dari Real Valladolid yang kemudian langsung dipinjamkan ke Lens.
Pengeluaran ini menjadikan peraih treble winners musim 2022/2023 itu sebagai tim Inggris terboros pada bursa transfer pertengahan musim.
Padahal sebelumnya, Pep jarang menggaet pemain di bursa transfer musim dingin. Sejak menangani The Citizens pada 2016/2017, Aymeric Laporte menjadi satu-satunya pemain yang didatangkan Pep di pertengahan musim. Itu terjadi pada musim 2018/2019 saat City meraih tiga piala, yakni Liga Inggris, Piala FA, dan Piala Liga.
Namun merosotnya performa City musim ini yang dimulai pada akhir Oktober 2024 membuat mantan Brescia itu membeli sejumlah pemain untuk menambal lini belakang dan tengah yang mulai keropos dan kehilangan kreativitas.
City hanya memetik dua kemenangan dari 14 pertandingan di semua kompetisi sebelum pergantian tahun baru. Rinciannya adalah dua kemenangan, tiga seri, dan sembilan kekalahan. Periode buruk itu semakin nyata setelah mereka juga kebobolan sebanyak 28 kali atau dalam rata-rata dua gol per laga.
Baca Juga
Marmoush, Reis, dan Khusanov menjadi paket pertama yang datang. Ketiganya kemudian masuk skuad City saat menjamu Chelsea di Stadion Etihad pada 26 Januari, tiga hari setelah City takluk 2-4 dari Paris Saint-Germain di Liga Champions.
Dari ketiga pemain itu, Marmoush dan Khusanov langsung menjadi starter, sementara Reis duduk di bangku cadangan. Penampilan paling lumayan dicatatkan oleh Marmoush. Meski tak berkontribusi gol, pemain asal Mesir itu kerap kali merepotkan pertahanan The Blues selama 74 menit bermain.
Sementara Khusanov, bek muda 20 tahun ini alih-alih menjadi jawaban atas lemahnya pertahanan City, justru demam panggung, dimana sentuhan pertamanya malah membuahkan gol untuk Chelsea yang dicetak Noni Madueke.
Mencari pengganti Rodri
Ketika Marmoush, Reis, dan Khusanov tak memberikan garansi langsung membaiknya performa City, juara bertahan Liga Inggris itu mendatangkan satu pemain lagi di posisi tengah, yaitu Nico Gonzalez senilai Rp1,04 triliun dari Porto, di hari penutupan bursa transfer musim dingin di Inggris pada Selasa (4/2) lalu.
Gonzalez menjadi harapan City di tengah kondisi mereka yang tak kunjung menemukan pengganti Rodri yang menepi lama karena cedera lutut. Secara posisi bermain, Gonzalez kerap memainkan posisi gelandang tengah daripada gelandang bertahan, posisi yang ditempati Rodri.
Namun, bukan berarti lulusan La Masia itu tak mampu menjalankan peran Rodri. Selama kariernya, ia pernah memainkan gelandang bertahan sebanyak 31 kali jika merujuk dari statistik Transfermakrt.
Sebelum pindah ke Stadion Etihad, Gonzalez meninggalkan Porto dengan sembilan gol dan sembilan asis dari 68 penampilannya di semua kompetisi. Tujuh gol dan enam asis di antaranya ia cetak pada musim ini. Ini membuktikan bahwa sebagai pemain muda, Gonzalez berkembang signifikan.
Selain itu, statistik ini juga menandakan Gonzalez adalah seorang gelandang yang mungkin tepat untuk menjadi andalan City. Ia dikenal karena passingnya, kesadaran taktisnya, dan keserbagunaannya, yang mampu beroperasi baik sebagai deep-lying playmaker maupun gelandang box-to-box.
Statistik kontribusi golnya juga menunjukkan dia adalah gelandang yang tak hanya piawai mengatur kestabilan permainan, namun juga bisa mencium peluang gol di kotak penalti lawan.
Tidak ada jaminan bagi Gonzalez tampil reguler di musim ini, apalagi, sistem di lini tengah dari Pep dikenal rumit dan membutuhkan kesempurnaan. Namun, kata pakar Sky Sports Paul Merson, kedatangan Gonzalez penting mengisi lini tengah City ketika pemain-pemain vital yang mengisi posisi itu, seperti Kevin De Bruyne dan Bernardo Silva mulai menua.
"Saya belum pernah melihat pemain ini bermain, jadi saya tidak tahu banyak tentang dia. Namun mereka membutuhkan pemain di lini tengah," kata Merson.
Sementara Gonzalez mengatakan, ia menerima pinangan City karena menurutnya ini adalah waktu yang tepat dirinya menguji kemampuannya di Liga Inggris yang dikenal sebagai liga paling sulit ditaklukkan dari kacamata seorang pemain.
Ia mengatakan tak ada klub yang lebih baik dari City untuk mewujudkan impiannya tersebut. Selain karena faktor sebuah klub, Gonzalez juga tak berpikir dua kali menerima tawaran klub tetangga Manchester United itu karena faktor pelatih Pep Guardiola. Sebagai pemain yang lahir dan besar di La Masia, Pep yang pernah yang pernah berjaya bersama Barcelona pada 2008-2012, adalah pelatih idolanya di masa kecil.
“Saya tahu reputasi yang dimiliki Pep dan saya tidak sabar untuk bekerja dengannya. Faktanya, saya merasa terhormat dia ingin saya bermain di timnya," tutur Gonzalez.
Pemain Baru Harus Langsung Nyetel
Sialnya, Marmoush, Reis, Khusanov, dan Gonzalez tak diberikan waktu lama untuk beradaptasi karena City langsung dihadapkan jadwal berat di bulan Februari dan Maret.
Pertandingan melawan klub kasta ketiga Leyton Orient di Brisbane Road pada putaran keempat Piala FA besok Sabtu (8/2) pukul 19.15 WIB, menjadi laga termudah yang akan dilakoni The Citizens.
Laga itu bisa menjadi ajang adaptasi para pemain baru City sebelum mereka bertempur melawan lawan-lawan tangguh. Mereka akan dua kali melawan Real Madrid (12 Februari dan 20 Februari) pada babak play-off Liga Champions, kemudian bermain di Liga Inggris melawan Newcastle (15 Februari), Liverpool (23 Februari), dan Tottenham di bulan Februari (27 Februari).
Newcastle, Liverpool, dan Tottenham adalah tiga tim yang gagal dikalahkan City pada pertemuan pertama. Rinciannya adalah satu poin melawan Newcastle, dan kalah serta tanpa bisa mencetak gol melawan Liverpool dan Tottenham.
Setelah ujian bulan Februari selesai, bulan Maret untuk City juga akan bernasib sama karena mereka akan menghadapi Nottingham Forest pada 8 Maret dan Brighton & Hove Albion pada 15 Maret.
Pertanyaan muncul: Mampukah dengan empat pemain baru ini performa City teeangjat? Jawabannya adalah sangat mungkin. Pertanyaan selanjutnya, mampukah mereka meraih trofi bergengsi musim ini? Jawabannya adalah hampir mustahil.
Jika merujuk situasi terkini, dimana mereka terpaut 15 poin dari Liverpool yang ada di puncak Liga Inggris, dihadang Real Madrid di kompetisi Eropa, dan tim-tim besar yang masih berlaga di putaran keempat Piala FA, trofi-trofi bergengsi City musim ini tampaknya akan melayang.
Dan dengan memilih generasi baru yang ia datangkan musim dingin ini yang memiliki rataan usia 21,75 tahun, dibandingkan mendatangkan bintang-bintang yang sudah mapan, mungkin ini mengindikasikan bahwa fokus Pep untuk City adalah merelakan musim ini dan menatap musim baru 2025/2026.