Bisnis.com, JAKARTA - Kontroversi mewarnai cabang olahraga (cabor) tinju putri di Olimpiade Paris 2024. Ada 2 atlet yang dicurigai laki-laki namun tampil di kategori putri.
Dua atlet tinju putri yakni Imane Khelif dari Aljazair dan Lin Yu-ting dari Taiwan mendapat perhatian saat tampil dalam Olimpiade Paris 2024.
Khelif bertanding di nomor 66 kg putri, sementara Lin tampil di nomor 57 kg. Keduanya dijadwalkan tampil pekan ini.
Mereka bukan sosok baru di dunia tinju. Melansir dari data BoxRec.com, Khelif telah tampil dalam 50 pertandingan amatir dan profesional dengan membukukan 37 kemenangan dan 9 kali kalah.
Sementara itu, Lin telah melakoni 57 laga di tingkat amatir dan profesional dengan hasil 40 kemenangan dan 14 kali kalah.
Lin juga sempat tampil di Asian Games dengan menyabet medali perunggu pada 2018 di Jakarta-Palembang dan emas di Hangzhou 2022.
Baca Juga
Kontroversi muncul pada 2023 ketika kedua petinju itu didiskualifikasi dari Kejuaraan Tinju Dunia Putri oleh International Boxing Association (IBA).
Presiden IBA Umar Kremlev menyatakan bahwa Lin dan Khelif memiliki kromosom XY yang hanya ada pada laki-laki. Padahal, perempuan memiliki dua kromosom X.
"Menurut hasil tes DNA, kami mengidentifikasi sejumlah atlet yang mencoba menipu kolega mereka dengan tampil seperti perempuan. Atlet seperti mereka telah dikeluarkan dari kompetisi," ucap Umar Kremlev mengomentari pencoretan Khelif dan Lin.
Masalahnya, IBA tak lagi menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) sejak dibekukan pada Juni 2023.
Hal itu membuat rekomendasi IBA tak digunakan dalam Olimpiade Paris 2024 yang diselenggarakan oleh IOC.
IOC membentuk tim Boxing Unit yang merupakan badan ad-hoc untuk menentukan standar kelayakan gender atlet.
Dari hasil tes, IOC menyatakan Khelif dan Lin layakntampil di kategori tinju putri Olimpiade Paris 2024.
"Semua atlet yang berpartisipasi dalam turnamen tinju Olimpiade Paris 2024 mematuhi peraturan kelayakan dan pendaftaran kompetisi, serta semua peraturan medis yang berlaku sesuai dengan aturan 1.4 dan 3.1 dari Unit Tinju Paris 2024," kata IOC dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters.
Partisipasi 2 atlet laki-laki di kategori perempuan ini mengundang protes dari banyak kalangan.
Protes muncul lantaran hal ini bisa menimbulkan risiko kesenjangan antara atlet laki-laki dan perempuan.