Bisnis.com, JAKARTA – Timnas Jerman muncul dengan pesan samar dalam protes terbaru hak asasi manusia yang ditujukan kepada Qatar yang merupakan tuan rumah putaran final Piala Dunia sepak bola tahun depan.
Jerman bergabung dengan Denmark, Norwegia, dan Belanda dalam gerakan yang berkembang untuk mendukung pekerja yang terlibat dalam pembangunan stadion-stadion Piala Dunia di negara Timur Tengah itu.
Sebelum kemenangan 1–0 mereka atas Rumania, dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa, Timnas Jerman secara singkat membalikkan baju mereka sebelum kick-off dengan nomor menghadap ke depan.
Gerakan halus itu dimaksudkan untuk menarik perhatian pada 30 poin deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Akun Instagram Timnas Jerman mengunggah foto tim dengan menuliskan "Kami 30!" di kolom keterangan gambar.
"Kami semua mendukung permainan yang adil, tidak hanya di lapangan, tetapi juga di luar lapangan," kata kapten Timnas Jerman Manuel Neuer pada Senin (29/3/2021).
"Kami mendukung 30 pasal hak asasi manusia ini, untuk keberagaman dan menentang diskriminasi. Itulah yang ingin kami tunjukkan. Ide itu datang lagi dari tim, seperti yang terjadi sebelum pertandingan melawan Islandia," kata Neuer.
Pada Kamis (25/3), tim Jerman mengenakan kaus bertuliskan "Human Rights" sebelum menang 3–0 atas Islandia di laga Pra-Piala Dunia 2022.
Asosiasi Sepak Bola Jerman (DFB) mendukung protes tim nasional tersebut. "Setiap tanda kuat dan efektif. Tapi tentu saja kami harus, dan akan terus bersuara. Kami bermain untuk orang, bukan untuk pemerintah," kata Presiden Deutschen Fußball-Bundes (DFB) Fritz Keller di laman resmi mereka.
Namun, Keller menyiratkan Timnas Jerman melarang boikot putaran final Piala Dunia 2022. "Kami berhubungan dengan ahli dari organisasi nonpemerintah. Amnesty International menyarankan agar tidak memboikot dan lebih menuntut dialog dengan mereka yang terlibat, memberi sinyal yang jelas seperti yang dilakukan timnas," lanjut Keller.
Sementara itu, gelandang Jerman Joshua Kimmich menilai pembicaraan tentang boikot itu sudah terlambat 10 tahun. "Kami seharusnya memikirkannya saat itu," ujarnya merujuk pada penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 yang ditetapkan pada 2010.
Di tempat lain, para pemain Denmark mengenakan kaos bertuliskan "Football support Change" sebelum pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Moldova yang mereka menangi delapan gol tanpa balas.
Norwegia juga mengenakan kaus bertuliskan "Hak Asasi Manusia, di dalam dan di luar lapangan" sebelum pertandingan terakhir melawan Gibraltar dan Turki.
Timnas Belanda pun mengenakan kaus bertuliskan "Football support Change" sebelum menang 2–0 atas Latvia di Amsterdam.