Bisnis.com, JAKARTA – Legenda sepak bola dunia Diego Armando Maradona Franco meninggaol dunia dalam usia 60 tahun di negara asalnya, Argentina.
Pemain yang berperan penting luar biasa ketika membawa Argebntina juara Piala Dunia 1986 di Meksiko dan finis sebagai runner-up di hajatan serupa 4 tahun kemudian di Italia itu berpulang karena serangan jantung meski sebenarnya selama sebulan sebelumnya dia bolak-balik ke rumah sakit bahkan sempat dioperasi karena masalah di otak.
Sejumlah suporter sang legenda berkumpul di jalan-jalan kota Buenos Aires, menyusul kabar kepergian Maradona dan Presiden Argentina Alberto Fernandez menetapkan 3 hari masa berkabung.
Di dekat markas bekas klub Maradona Boca Junior di Buenos Aires, tampak sejumlah penggemar menaruh karangan bunga duka cita.
Sebagian lainnya turut berkerumun di San Andres dekat rumah Maradona juga di La Plata, kota yang tak jauh dari Buenos Aires, di mana sang legenda menghabiskan waktu sebagai direktur teknis klub Gimnasia y Esgrima.
Sementara itu, sebuah banner digital yang biasanya digunakan untuk informasi transformasi publik kini dihiasi ucapan "Terima kasih, Diego."
Baca Juga
"Diego adalah yang terbaik di sini, selamanya. Saya bertemu istri pada 1986 ketika Diego mencetak gol Tangan Tuhan-nya," kata Jose Luis Shokiva, warga Buenos Aires berusia 53 tahun, merujuk pada gol Maradona ke gawang Inggris pada Piala Dunia 1986 di Meksiko.
"Sejujurnya, bagi saya Diego adalah segalanya. Sebagai suporter Boca dan Argentina, dia sosok terhebat. Kepergiannya menimbulkan kesedihan mendalam," ujar Shokiva yang mengenakan kaos bersematkan wajah Maradona.
Maradona kesohor di dunia sebagai salah satu pesepak bola terhebat sepanjang masa, tetapi di tanah kelahirannya dia dipuja-puja tak ubahnya tuhan.
El Dios atau Tuhan adalah julukan yang disematkan kepadanya dari penggemar lokal Argentina, yang kebetulan bisa dipelesetkan dari El Diez atau 10, nomor punggung yang dikenakannya.
"Saya sangat sedih, dia mewarnai masa kecil saya hingga dewasa," kata Mariela Barg seorang pengacara di Buenos Aires. "Ia begitu lekat dengan sesuatu yang amat identik dengan Argentina, sepak bola, dan kini ia telah pergi."