Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catalonia Rusuh, El Clasico Berpotensi Diungsikan ke Madrid

Pengelola Divisi Primer La Liga Spanyol meminta agar pertandingan El Clasico antara Barcelona dan Real Madrid dipindahkan dari Barcelona ke Madrid sebagai ibu kota di tengah meningkatnya protes di Catalonia.
Suporter Barcelona mengibarkan bendera Catalonia./The Times
Suporter Barcelona mengibarkan bendera Catalonia./The Times

Bisnis.com, JAKARTA – Pengelola Divisi Primer La Liga Spanyol meminta agar pertandingan El Clasico pertama antara Barcelona dan Real Madrid dipindahkan dari Barcelona ke Madrid sebagai ibu kota di tengah meningkatnya protes di Catalonia.

Sembilan pemimpin separatis Katalan divonis dipenjara selama antara 9 dan 13 tahun pada awal pekan ini karena peran mereka dalam referendum ilegal dan upaya kemerdekaan yang gagal berikutnya. Hal itu memicu protes dan bentrokan di seluruh wilayah. Barcelona adalah ibu kota Catalonia.

Pertandingan akan berlangsung pada 26 Oktober di Stadion Camp Nou Barca. Namun, otoritas La Liga telah meminta Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) untuk membalikkan tuan rumah pertandingan pertama menjadi ke markas Real Madrid, Santiago Bernabeu.

Pertemuan kedua sejauh ini dijadwalkan berlangsung di Madrid pada Maret. Jika, usulan pengelola La L:iga ini disetujui Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), maka pertemuan kedua baru akan digelar di Barcelona.

"Kami telah meminta Komite Kompetisi RFEF untuk bertemu dan mengubah lokasi El Clasico ke Madrid karena keadaan luar biasa di luar kendali kami," kata juru bicara La Liga.

RFEF tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters mengenai usulan La Liga tersebut.

Pengumuman hukuman penjara memicu protes massa di seluruh wilayah, dengan kekacauan di bandara El Prat Barcelona yang mengarah ke pembatalan puluhan penerbangan serta bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Lebih dari 40.000 orang turun ke jalan dengan 125 luka-luka, dengan pihak berwenang mengatakan tidak ada yang terluka yang serius.

Polisi setempat mengonfirmasi 30 penangkapan dilakukan di seluruh Catalonia, dengan 43 petugas terluka selama demonstrasi.

Pada Senin (14/10/2019), Barca merilis pernyataan berjudul "Penjara bukan solusi" sebagai bentuk mengutuk hukuman, sementara pelatih Manchester City asal Spanyol, Pep Guardiola, juga menentang hukuman penjara dalam sebuah video yang dirilis di media sosial oleh kelompok Tsunami Demokrat.

Protes berlanjut sepanjang Rabu (16/10/2019), dengan jaringan kereta berkecepatan tinggi di negara itu mengalami penundaan jadwal, sementara jalan raya di seluruh Catalonia dan banyak jalan utama Barcelona tetap ditutup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper