Bisnis.com, JAKARTA - Skuat Sriwijaya FC semakin solid dan bakal menakutkan lawan dalam kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 dengan hadirnya gelandang serang asal Mali Morimakan Koita
Koita langsung mendapatkan nomor jersey 'keramat' 10 yang berarti sangat diandalkan Laskar Wong Kito untuk membawa kembali gelar ISL ke Palembang.
“Musim depan Sriwijaya FC punya target yang jelas meraih juara ISL musim 2015,” kata Presiden Sriwijaya FC Dodi Reza Alex.
Penandatanganan kontrak Koita dengan Laskar Wong Kito dihadiri langsung Presiden Sriwijaya FC Dodi Reza Alex, Manajer Sriwijaya FC Robert Heri, Asisten Manajer SFC Muchendi Mahzarekki, Sekretaris PT SOM Faisal Mursyid, Sekretaris tim Sriwijaya FC Achmad Haris, dan agen Morimakan Koita, Mamadou.
Kehadiran pemain berusia 23 tahun asal Mali ini akan membuat daya gedor Laskar Wong Kito lebih menakutkan lawan-lawan musim depan.
Bersama pemain lokal dan asing yang berkualitas lainnya, Koita diinstruksikan menjadi otak serangan Laskar Wong Kito untuk merebut trofi ISL dari tangan Persib Bandung.
Morimakan Koita ini diungkapkan Dodi, telah deal secara lisan selama dua bulan yang lalu.
Bahkan tanda tangan prakontrak antara manajemen Sriwijaya FC dan Koita telah dilakukan bersamaan dengan Abdoulaye Maiga.
Morimakan Koita sendiri mengamini pernyataan Persiden SFC, dirinya siap bermain di posisi manapun. Di Slade Melian, ia kerap kali main di posisi gelandang serang, tak jarang dirinya juga digeser ke sisi kiri atau kanan lapangan.
“Saya bisa main di posisi gelandang serang ataupun winger kiri atau kanan,” tegasnya.
Menurutnya, kesan pertamanya di tanah Sriwijaya FC sangat baik, jajaran manajemen terlihat ramah dengannya. Koita merasa dirinya akan dapat memberikan kontribusi terbaiknya bersama Laskar Wong Kito.
“Saya akan berusaha sekuat tenaga memberikan yang terbaik bagi SFC di tahun pertama saya,” ujarnya.
Koita juga menyatakan siap mengenakan nomor 10 yang selama ini dianggap keramat di sepak bola.
“Tidak ada masalah, saya memang ingin mengenakan nomor 10 saat bermain di SFC nantinya,”bebernya.
Menurutnya, nomor 10 di sepakbola merupakan roh permainan saat laga berlangsung.
“Pemain dengan nomor 10 akan menjadi sentral bagi timnya, kita lihat bagaimana peran Zidane atau Maradona yang menjadi pusat permainan selama pertandingan,”jelas Koita.
Dirinya juga mengaku meskipun tidak mengenal sosok Zah Rahan, tetapi siap meneruskan kejayaan kisah nomor 10 di SFC yang dimulai oleh pemain asal Liberia yang pernah menjadi idola di SFC dan memberikan banyak gelar dalam 3 musimnya di era pelatih Rahmad Darmawan tersebut. (Ligaindonesia)