Bisnis.com, JAKARTA - Tim nasional Indonesia berhasil membantai tim India 9-2 (5-1) pada babak kualifikasi Homeless World Cup 2013 di Poznan, Polandia di Danau Malta, Poznan, Polandia, Selasa (13/8/2013).
Kemenangan tersebut membuka peluang Timnas menjadi juara di Grup G.
Kemenangan Timnas juga tidak lepas dari strategi yang diterapkan pelatih Bonsu Hasibuan dengan memasang para pemain yang memiliki daya tahan fisik lebih. Mereka adalah Nico Pernando, Sendi, Dimas Saputra Ramadhan, dan Ujang Yakub di posisi kiper.
“Kita bisa mengambil peluang dari awal. Yang paling penting tadi semuanya bermain enjoy,” kata Bonsu dalam rilis yang diterima Bisnis, Selasa (13/8/2013) malam.
Pertandingan antara kedua tim berjalan alot dan cenderung lambat. Para pemain berhati-hati dalam berlari karena lapangan yang basah diguyur hujan es sesaat sebelumnya.
Kemenangan ini mengantarkan tim yang dibentuk dua bulan sebelumnya di Bandung ke peringkat pertama klasemen Grup G. Indonesia mengumpulkan 10 poin dari tiga kemenangan dan satu kali kekalahan adu penalti. Di bawahnya masih ada Argentina yang sudah mengantongi poin 8 dari 2 kali pertandingan. Indonesia sendiri dipastikan unggul atas Skotlandia yang hingga pertandingan ke tiga sudah mengumpulkan 6 poin.
Seandainya mereka menang pada pertandingan terakhirnya, maka poin Skotlandia maksimal mencapai 9 atau masih di bawah Indonesia. Argentina sendiri akan melaksanakan pertandingan terakhirnya dengan India yang sudah mengantongi empat poin dari tiga pertandingan. Pertandingan antara keduanya dijadwalkan paling cepat pukul lima sore. Pengunduran waktu pertandingan ini karena panitia menghentikan pertandingan akibat lapangan yang basah oleh hujan.
Setiap tim yang lolos ke tahap dua Homeless World Cup 2013 ini akan diacak kembali untuk mendapatkan grup yang baru. Hingga saat ini, panitia masih menanti hasil dari seluruh pertandingan. Indonesia juga masih akan melaksanakan pertandingan persahabatan dengan Rusia pada pukul enam sore Poznan.
Pertandingan ini dilakukan agar setiap peserta mendapatkan kesempatan bermain bola yang sama jumlahnya di babak penyisihan. Indonesia berada di Grup G bersama Skotlandia, India, Wales, dan Argentina. Sementara di grup lainnya ada enam peserta.
Selain berpeluang besar menjadi pimpinan grup, penjaga gawang sekaligus kapten Indonesia, Ujang Yakub mendapatkan sebuah peluit berwarna merah dari wasit Hary Milas asal Australia.
Milas memberikan peluit itu kepada Ujang karena dinilai memiliki semangat bermain bola yang sesungguhnya. “Kamu selalu tersenyum dalam pertandingan. Setiap menahan bola juga selalu berteriak dan itu memberikan semangat lebih pada nilai-nilai sportifitas dalam pertandingan,” ujar Milas kepada Ujang seusai pertandingan.
Selain itu, sambung Milas, semangat Ujang bisa menjadi inspirasi buat para pemain lain dan penikmat sepakbola jalanan yang hadir di Homeless World Cup ini. Dalam pertandingan melawan India, para pemain Skotlandia selalu ikut berteriak setiap Ujang berhasil menahan bola.
Teriakan itu sama seperti yang dilakukan oleh Ujang. Kalau di Indonesia teriakan seperti itu mirip saat orang-orang menonton Tukul membawakan acara talkshow.
Mendapatkan penghargaan seperti itu, Ujang langsung menyalami dan berterimakasih kepada Milas. “Tidak nyangka bisa seperti ini,” kata Ujang yang pada pertandingan kali ini memakai celana kiper yang dibawakan oleh ayahnya.
Menurut Akub, meski celana itu sudah sobek, tapi membawa banyak keberuntungan buat dirinya.
Pada penyelenggaraan Homeless World Cup 2012 di Mexico, kiper Indonesia, Suherman mendapatkan peluit dari wasit yang sama. Bedanya, peluit Suherman itu berwarna emas dan jumlahnya hanya ada 18 di dunia.
Meski berbeda, semangat dan inspirasi yang disampaikan kedua kiper Indonesia ini benar-benar mendapatkan apresiasi dari para wasit di Homeless World Cup.