Bisnis.com, JAKARTA - Petinju perempuan kontroversial Imane Khalif berhasil menyabet medali emas Olimpiade Paris 2024. Ada seorang perempuan yang lantang memprotes hasil tersebut.
Dilansir dari Variety, Imane Khelif yang turun di cabang olahraga (cabor) tinju kelas 66 kilogram meraih medali emas setelah menundukkan atlet asal China, Yang Liu, Jumat (19/8/2024) waktu Paris.
Perjalannya dalam pesta olahraga terakbar sedunia ini menjadi sorotan publik ketika mengandaskan petinju Italia, Angela Carini, hanya dalam tempo 66 detik.
Imane Khalif memicu kontroversi lantaran pada Kejuaraan Dunia 2023, dia didiskualifikasi karena gagal menjalani tes gender.
Asosiasi tinju dunia atau IBA menilai kromosom Khelif bukanlah kromosom perempuan sehingga keputusan pencoretan itu diterbitkan.
Akan tetapi, Komite Olimpiade Internasional (KOI) tetap memasukkan Khelif dalam daftar atlet perempuan pada perhelatan Olimpiade Paris 2024.
Baca Juga
Hal ini sontak mengundang perdebatan panjang dan kritik dari berbagai pihak. Di antara sejumlah kritik itu, terseliplah nama Riley Gaines, atlet renang perempuan asal Amerika Serikat, yang vokal menentang keikutsertaan Khelif.
Melalui akun X, @Riley_Gaines, dia mengunggah cuitan mengomentari kemenangan Imane Khelif di Olimpiade Paris 2024.
"Tanyakan kepada dirimu pembelajaran apa yang diberikan kepada generasi selanjutnya. Hal ini mengajarkan anak lelaki tidak apa-apa [didukung dan diberikan penghargaan] untuk memukul perempuan. Hal ini mengajarkan kepada anak perempuan untuk mengacuhkan insting, menerima pelecehan dengan senyum di wajah dan jangan berani mempertanyakannya..atau hal lainnya," tulis Riley Gaines.
Ask yourself what this is teaching the next generation.
— Riley Gaines (@Riley_Gaines_) August 9, 2024
It's teaching boys it's okay (actually, it's encouraged & rewarded) to beat up on women.
It's teaching girls to ignore their instincts, take the abuse with a smile on their face, & don't dare question it...or else. https://t.co/ZXKtfJEOcO
Mengutip dari laman pribadinya, rileygaines.com, Sabtu (10/8/2024), disebutkan bahwa Riley adalah seorang pemimpin yang membela hak-hak khusus perempuan, mengadvokasi kesetaraan dan keadilan, serta memperjuangkan keselamatan, privasi, dan kesempatan yang sama bagi perempuan.
Perempuan berambut pirang ini lulus dari Universitas Kentucky, tempat ia menjadi perenang All-American sebanyak 12 kali.
Namanya makin tersohor karena berbicara secara terbuka kepada media setelah mengalahkan Lia Thomas, seorang perenang pria biologis di kelas wanita pada kejuaraan renang Divisi 1 2022.
Adapun Lia Thomas sebelumnya adalah seorang atlet laki-laki yang kemudian memutuskan untuk mengganti penyebutannya menjadi perempuan dan diperbolehkan berlaga di kelompok wanita dan menjadi juara di kelas itu.
Riley secara langsung merasakan bertanding melawan seorang pria dalam olahraga wanita, dipaksa tanpa peringatan atau izin untuk berada di dalam ruang ganti yang sama untuk kemudian menanggalkan pakaian di hadapan Lia Thomas yang menurut Riley adalah seorang pria seutuhnya.
Akibat kritik itu, Riley kemudian mendapatkan perlakuan diskriminasi dari badan olahraga perguruan tinggi Amerika Serikat atau NCAA, badan renang Amerika Serikat, bahkan hingga Komite Olimpiade Dunia, serta badan pengatur lainnya.
Riley kini mencurahkan waktunya dalam sebuah organisasi yang berjuang membuat perubahan nyata dan berkelanjutan, mendefinisikan "perempuan" secara hukum, melindungi dan membela hak-hak perempuan atas ruang yang hanya diperuntukkan bagi satu jenis kelamin dan kesempatan yang sama.