Bisnis.com, JAKARTA — Kemenangan Timnas Indonesia atas Korea Selatan di Piala Asia U-23 rupanya memiliki kisah di balik layar yang menarik, salah satunya soal perjuangan Justin Quincy Hubner untuk bisa mendarat di Qatar dan membela skuad Garuda.
Kemenangan Timnas Indonesia U-23 pada Jumat (26/4/2024) sangat fenomenal. Bukan hanya berhasil menekuk tim sekuat Korea Selatan dengan strategi Shin Tae-yong—pelatih yang berdarah Negeri Ginseng, Indonesia pun berhasil masuk ke babak semifinal Piala Asia U-23 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengungkapkan cerita menarik, bahwa perjuangan untuk berlaga di Piala Asia rupanya bukan hanya terjadi di atas rumput hijau, tetapi juga banyak pengorbanan di luar lapangan. Hal itu semata-mata menunjukkan semangat para pemain untuk mengharumkan nama merah putih.
Erick menceritakan kisah perjalanan Justin Hubner yang masih berada di Jepang, padahal dalam hitungan jam dia harus membela Timnas Indonesia di Piala Asia U-23. Hubner merupakan bek tengah yang bermain untuk Cerezo Osaka, klub di J1 League atau liga sepakbola Jepang.
Hubner yang baru saja selesai bertanding untuk Cerezo Osaka langsung terburu-buru mengemas barang dan meninggalkan ruang ganti pemain. Dia berpamitan kepada timnya karena harus langsung pergi ke Tokyo, demi mengejar penerbangan ke Filipina.
Erick bercerita bahwa Hubner langsung menuju stasiun kereta cepat di Iwate untuk segera pergi ke Tokyo. Jarak kedua kota itu lebih dari 400 kilometer.
"Selesai main dengan Cerezo Osaka dia harus cepat-cepat mencari kereta di Iwate untuk ke Tokyo, ada kereta cepatnya. Dia sampai [di stasiun] 5 menit sebelum keretanya berangkat, karena kalau miss keretanya, akan miss penerbangan dari Tokyo ke Manila," ujar Erick di sela acara Syukuran dan Halalbihalal Kadin Indonesia Komite Tiongkok, Minggu (28/4/2024) di Jakarta.
Setibanya di Tokyo, Hubner langsung terbang ke Manila, Filipina untuk transit sebelum melanjutkan penerbangan ke Doha, Qatar. Hubner bernafas lega karena dia tepat waktu sehingga perjalanannya berjalan lancar.
Setelah penerbangan berjam-jam, setibanya di Qatar, Hubner tidak lantas beristirahat. Menurut Erick, dari bandara Hubner langsung meluncur ke stadion tempat pertandingan.
"Tentu dengan keadaan sangat capek, dia punya semangat nasionalisme. Dia mendarat di airport langsung ke tempat pertandingan, langsung meminta main, melakukan pemanasan," ujar Erick.
Dia tiba di stadion 30 menit sebelum pertandingan. Hubner pun langsung melakukan pemanasan dan dia turun ke lapangan dalam jajaran skuad utama.
"30 menit sebelum main dia [menyatakan] bisa main, ganti baju. Dan dia masih masih main di menit ke-75 kan," ujar Erick yang juga Menteri BUMN.
Erick pun menegaskan bahwa kisah itu menggambarkan kita tidak perlu lagi mempertanyakan nasionalisme para pemain yang membela Timnas Indonesia. Baginya, semua pemain baik yang bermain di liga Indonesia maupun liga luar memiliki semangat nasionalisme yang sama, sehingga masyarakat juga harus bersatu.
"Kadang kita suka mendikotomi pemain Indonesia, pemain diaspora. Kalau saya bilang ini semua pemain Indonesia, yang kebetulan ada [yang bermain] di liga Indonesia dan liga luar negeri. Dan jangan pernah pertanyakan nasionalisme mereka," kata Erick. (Maria Yuliana Benyamin)