Ajak Minum Pemain Perseman
Strategi lain yang digunakan untuk memenangi laga kontra Perseman adalah dengan melakukan pendekatan di luar lapangan.
Salah seorang pengurus Persib sempat diberi tugas untuk memancing para pemain Perseman keluar dari kamar hotel.
Tak hanya itu saja, pengurus Persib itu juga ditugasi untuk membeli bir untuk disuguhkan kepada pemain Perseman.
"Saya diberi tugas untuk mentraktir mereka [pemain Perseman] berkrat-krat bir agar mereka mabuk dan tidak istirahat. Berhasil, malam itu mereka tidak tidur padahal besoknya mau bertanding melawan Persib," kata pengurus Persib.
Masuk Guiness Book of Records
Kemenangan Persib atas Perseman mengantarkan Maung Bandung ke grand final Perserikatan 1985.
Di partai puncak Persib menghadapi PSMS Medan yang menduduki peringkat 1 di klasemen 6 besar.
Baca Juga
Bermain imbang 2-2 di waktu normal, Persib akhirnya kalah 1-2 lewat drama adu penalti dari PSMS Medan.
Laga final Perserikatan 1985 yang digelar di Stadion Utama Senayan, Jakarta, itu menjadi sejarah hingga saat ini.
Bukan karena hasil pertandingan, namun banyaknya penonton yang memadati stadion tersebut.
Dari catatan RSSF, duel final PSMS vs Persib di Perserikatan 1985 itu disaksikan oleh 150.000 orang.
Padahal saat itu kapasitas Stadion Utama Senayan hanya sebesar 110 ribu orang dan PSSI hanya mencetak 106 ribu lembar tiket.
Saking padatnya suporter, laga bahkan sempat terhenti 20 menit karena penonton meluber hingga ke tepi lapangan.
Hebatnya, meski menjadi rekor penonton terbanyak dalam pertandingan sepak bola, duel PSMS vs Persib itu tak diwarnai kericuhan suporter.
"Diluberi rekor amat luar biasa, sekitar 150 ribu penonton, hingga Guines Book of Record terpaksa harus mengubah rekor penonton terbesar dalam pertandingan sepak bola, para pendukung Medan berpesta pora," tulis Harian Kompas pada 24 Februari 1985 untuk menggambarkan laga tersebut.