Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pecco Bagnaia Selangkah Lagi Dobrak Kutukan Pelat Nomor #1 MotoGP?

Juara bertahan MotoGP, Francesco 'Pecco' Bagnaia (Ducati Lenovo) selangkah lagi mencetak sejarah satu-satunya pembalap era MotoGP modern berpelat nomor #1.
Pebalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia/Bisnis-Andhika
Pebalap Ducati Lenovo Francesco Bagnaia/Bisnis-Andhika

Bisnis.com, JAKARTA - Juara bertahan MotoGP, Francesco 'Pecco' Bagnaia (Ducati Lenovo) selangkah lagi mencetak sejarah sebagai satu-satunya pembalap era MotoGP modern berpelat nomor #1 yang berhasil mempertahankan gelar juara dunia.

Sekadar info, pelat nomor wahid merupakan hak bagi pemegang titel juara dunia musim sebelumnya. Namun, sejarah era MotoGP modern mencatat pemegang nomor #1 kerap ketiban sial, sampai pada akhirnya tidak bisa mempertahankan gelar juara.

Itulah alasan kenapa legenda MotoGP sekaliber Valentino Rossi tidak pernah menggunakan nomor #1 dan memutuskan tetap menggunakan nomor khas #46. Begitu pun Marc Marquez yang tetap menggunakan #93 sepanjang karier dominannya di MotoGP.

Juara dunia MotoGP tiga tahun belakangan, yaitu Joan Mir dan Fabio Quartararo pun lebih memilih bertahan dengan nomor khasnya masing-masing, #36 dan #20.

Terkini, Pecco selaku sang juara dunia musim 2022 masih harus bersaing dengan sang penantang, Jorge Martin (Prima Pramac Ducati) pada seri ke-20 alias seri penutup musim, di mana akan berlangsung di GP Valencia pekan depan.

Selepas seri ke-19 di GP Qatar pada akhir pekan lalu, Pecco selaku masih memimpin klasemen dengan 437 poin, terpaut 21 poin terhadap Martin di peringkat ke-2 yang mengumpulkan 416 poin. Padahal, Pecco terbilang mendominasi pada awal-awal musim ini, sehingga dipercaya sebagai orang yang mampu mendobrak kutukan nomor #1. Namun, sejak pertengahan musim, Martin mulai terus mengejar, terutama karena kemampuannya merajai sesi-sesi Sprint Race.

Sejak saat itu, mulai muncul kembali tanda tanya besar, jangan-jangan kutukan nomor #1 benar-benar nyata? Nasib Apes Pengguna Nomor #1 Terakhir kali pemegang nomor #1 berhasil mempertahankan gelar juara dunia adalah Mick Doohan pada era motor 500cc 2 tak. Itu pun minus musim 1999, di mana pada musim itu Doohan mulai ketiban sial.

Ceritanya, setelah pada 1998 menjadi juara dunia lagi dan kembali memilih memasang pelat nomor #1, Doohan mengalami cedera serius pada sesi latihan di seri ke-3, tepatnya di GP Spanyol 1999.

Pada musim itu, rekan setim Doohan di Repsol Honda, Alex Criville yang berhasil merebut titel juara dunia. Berlanjut ke musim 2000, Criville yang mengambil nomor #1 justru mengalami musim terburuk karena beberapa kali sakit dan motornya kerap mengalami gangguan teknis.

Giliran pembalap legendaris Suzuki, Kenny Roberts Jr. yang menjadi juara dunia musim 2000.

Skema yang sama kembali terjadi pada musim 2001, di mana Kenny Roberts Jr. yang mengambil nomor urut #1 banyak mengalami gangguan teknis.

Motor Suzuki waktu itu seperti serasa motor medioker lagi, entah apa alasannya. Alhasil, pada musim 2001 itu, seorang bocah yang kelak menjadi legenda MotoGP, Valentino Rossi, berhasil menjadi jawara untuk pertama kali berbekal motor tim satelit Nastro Azzurro Honda. 

Sejak saat itu, pemegang pelat nomor #1 dianggap sering ketiban sial. Oleh karenanya, Valentino Rossi pun memilih tetap setia dengan nomor #46, bahkan walaupun sudah beberapa kali menjadi juara dunia.

Masih belum percaya kutukan nomor #1 itu nyata? MotoGP era modern pun masih mencatat setidaknya 4 ada kasus serupa soal kesialan pengguna nomor #1.

Pertama, juara dunia MotoGP 2006 Nicky Hayden hanya bisa menonton dari jauh perebutan gelar musim 2007, antara Casey Stoner, Dani Pedrosa, dan Valentino Rossi. Bahkan, Hayden tercatat tak pernah menang lagi pada musim ketika dirinya memutuskan memakai nomor #1 itu. Prestasi terbaiknya hanya 3 kali naik podium.

Kedua, Stoner yang waktu itu berhasil menjadi juara dunia 2007 dan memakai nomor #1 pada musim 2008, gagal mempertahankan gelarnya yang kembali direbut oleh Rossi. Ini merupakan awal Stoner mulai diterpa beberapa kali sakit gangguan pencernaan.

Ketiga, rekan setim Rossi di Yamaha, Jorge Lorenzo yang menjadi juara dunia pada 2010, mencoba memakai nomor #1 pada musim 2011. Gelar juara pun berpindah lagi ke Stoner yang kala itu memperkuat Repsol Honda setelah pindah dari Ducati.

Stoner ternyata belum kapok memakai nomor #1 di motornya pada musim 2012, dan benar saja, Lorenzo justru berhasil merebut lagi takhta MotoGP.

Menariknya, ketidakberhasilan legenda MotoGP asal Australia itu mempertahankan gelar bukan karena performanya turun, melainkan karena diwarnai sakit dan cidera, sehingga dirinya harus absen pada 3 seri balapan.

Setelah itu, Lorenzo yang kapok memakai pelat nomor #1, terus mempertahankan nomor khasnya #99, bahkan ketika berkesempatan kembali menjadi juara dunia MotoGP pada 2015. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper