Bisnis.com, JAKARTA - Prima Pramac Racing Ducati resmi mengunci gelar juara dunia Tim MotoGP 2023, sekaligus menjadi tim satelit alias tim independen pertama yang bisa merebut tahta dari dominasi para tim milik pabrikan motor.
Sebagai informasi, jelang seri terakhir di GP Valencia pekan depan, tim yang saat ini diperkuat oleh Jorge Martin dan Johann Zarco ini memimpin klasemen World Teams Champion MotoGP 2023 dengan 620 poin.
Tim pabrikan Ducati, yaitu Ducati Lenovo Team justru berada di posisi ke-2 dengan 531 poin, didorong badai cedera sang pembalap nomor 2, Enea Bastianini yang sempat absen pada 6 seri.
Adapun, posisi ke-3 ditempati tim besutan Valentino Rossi, Mooney VR46 Racing Team Ducati dengan 520 poin. Alhasil, Ducati Lenovo sudah tidak mungkin lagi menyalip poin Pramac Racing, walaupun bisa meraih poin maksimal pada sesi sprint sebesar 21 poin (posisi pertama + posisi kedua), ditambah poin maksimal pada balapan utama sebesar 45 poin (posisi pertama + posisi kedua).
Bahkan, tim pabrikan Ducati masih bisa disalip oleh tim VR46 untuk memperebutkan tim terbaik ke-2, menilik duo pembalap VR46, yaitu Marco Bezzechi dan Luca Marini kerap mendapat momentum positif dalam beberapa seri balapan.
Sejarah Pramac Racing
Pramac Racing yang berbasis di Toskana, Italia, baru memulai debut pada 2022, hasil akusisi tim balap asal Australia, Hardwick Racing yang identik dengan pabrikan Honda. Itulah kenapa pada dua tahun awal mewarnai MotoGP, tim yang memiliki nama resmi bertajuk Pramac Honda Racing itu berbekal motor NSR500 2 tak, diperkuat pembalap asal Jepang, Tetsuya Harada.
Baca Juga
Memasuki era MotoGP modern musim 2003, Pramac Honda kembali membawa pembalap Jepang, yaitu Makoto Tamada untuk menunggangi Honda RC211V.
Musim ini merupakan pertama kalinya Pramac Racing mendapat podium, tepatnya di GP Brazil 2003. Barulah selepas musim 2005, Pramac Racing menggandeng tim D'Antin memutuskan mulai menggunakan motor besutan Ducati, sehingga nama resmi tim pada era itu menjadi Pramac d'Antin.
Pada era 2005 sampai musim 2016, Pramac Racing masih terbilang tim medioker, di mana beberapa pembalapnya hanya sesekali saja meramaikan podium dalam semusim. Misalnya, Ruben Xaus, Alex Barros, Toni Elias, dan Scott Redding.
Barulah pada 2017, tim yang kala itu bernama resmi Octo Pramac Racing mulai mencetak pembalap yang sering naik podium dan terbilang konsisten masuk 10 besar, yaitu Danilo Petrucci.
Sejak musim itu pula, Pramac Racing mulai punya kemampuan merangsek ke barisan papan tengah klasemen World Teams Champion MotoGP. Pembalapnya pun kerap berada di barisan depan. Alhasil, pada era ini Pramac Racing mulai disebut sebagai tempat pendidikan bagi para pembalap masa depan tim Ducati pabrikan.
Selain Petrucci yang sempat memperkuat Ducati 'merah', terdapat Jack Miller yang saat ini masih balapan bersama pabrikan KTM, kemudian Michele Pirro yang saat ini berstatus pembalap tes buat Ducati, serta Francesco 'Pecco' Bagnaia yang saat ini berstatus juara dunia MotoGP bersama Ducati Lenovo.
Pada musim ini, perebutan juara dunia antara Pecco dengan Martin pun masih berlangsung. Apabila Martin menjadi juara, artinya Pramac Racing juga menjadi tim satelit pertama di era MotoGP modern yang bisa mencetak juara dunia.
Sebelumnya, tim satelit balap motor terakhir yang mampu membawa pembalapnya juara dunia adalah Nastro Azzurro Honda pada 2001, di mana saat itu membekali Valentino Rossi dengan motor NSR500 500 cc 2 tak.
Mengukir Sejarah Baru
Pada era 2010-an, tim satelit selalu dianggap sebagai tim nomor dua, karena biasanya diberikan motor yang usianya lebih tua satu tahun oleh tim pabrikan. Tak heran, belum ada tim satelit yang berhasil menjadi juara umum pada era MotoGP.
Tren baru mulai berubah sejak 5 tahun belakangan, di mana beberapa tim satelit mulai diberi kesempatan mendapat motor dengan spesifikasi yang sama dengan tim pabrikan. Fasilitas inilah yang turut didapatkan Martin pada musim ini, sehingga masih bisa menjadi penantang gelar juara dunia pembalap sampai sekarang.
Sejarah mencatat, tim yang menjadi juara umum terbanyak di era MotoGP modern adalah Repsol Honda, dengan 10 titel World Teams Champion MotoGP. Menyusul setelahnya, pabrikan Yamaha memenangi status tim terbaik sebanyak 7 kali, antara lain lewat nama resmi Gauloises Fortuna Yamaha di musim 2004, Gauloises Yamaha 2005, Fiat Yamaha 2008-2010, dan Movistar Yamaha pada 2015-2016.
Sementara itu, pabrikan Ducati sempat 3 kali memegang titel, dua kali sebagai Ducati Lenovo pada 2021-2022, serta sekali sebagai Ducati Marlboro pada 2007. Terakhir, pabrikan Suzuki menang sekali dengan nama resmi Team Suzuki Ecstar pada 2020.