Bisnis.com, JAKARTA- Klub bola Liga Premiere Inggris, Manchester United di ambang pergantian pemilik. Terdapat beberapa kandidat utama yang bakal memboyong MU dengan modal jumbo.
Kandidat terkuat berasal dari konsorsium Qatar yang dipimpin oleh Sheikh Jassim Bin Hamad J.J. Al Thani. Kelompok pemodal inipun semakin percaya diri memenangkan perang penawaran untuk Manchester United Plc, menggagalkan tawaran saingan dari miliarder Inggris Jim Ratcliffe.
Dikutip dari Bloomberg, Jumat (30/6/2023), penjualan MU inipun mengalami penundaan lantaran pemilik yakni keluarga Glazer mengaku belum mendapatkan tawaran sesuai ekspektasi. Tidak hanya itu, terdapat perpecahan di antara pemilik tentang apakah akan menjual, serta kekhawatiran perlawanan hukum dari para pemegang saham minoritas.
Para perwakilan investor dari Qatar optimistis tawaran itu disambut positif Glazer. Bahkan, menurut sumber Bloomberg, mereka percaya bahwa hanya masalah waktu sebelum pengumuman resmi dibuat.
Tetapi dengan proses penjualan resmi memasuki bulan kedelapan, Glazers dapat membuat keputusan menit terakhir untuk mempertahankan klub Liga Utama Inggris. Pemilik MU bisa saja menerima dana dari investor luar untuk merenovasi stadion dan fasilitas pelatihan klub yang bobrok.
Juru bicara grup Qatar dan Manchester United menolak berkomentar. Perwakilan Raine Group, bank yang berbasis di New York yang memberi nasihat kepada pemilik Manchester United, tidak menanggapi permintaan komentar.
Baca Juga
Penjualan Manchester United telah mengadu aliansi besar investor di Wall Street, yang saling berkompetisi satu sama lain untuk memiliki klub sepak bola ternama ini. Ratcliffe telah menyiapkan pembiayaan dari bank-bank termasuk Goldman Sachs Group Inc., sementara JPMorgan Chase & Co., Rothschild & Co.
Elliott Management dari Miliarder Paul Singer juga telah mengusulkan untuk membantu membiayai tawaran untuk klub, bersaing dengan investor saingan termasuk Carlyle Group Inc., Sixth Street Partners, dan Ares Management Corp.
Ratcliffe sering dianggap sebagai favorit. Rencananya termasuk mempertahankan Joel dan Avram Glazer sebagai pemegang saham minoritas.
Terlepas dari protes berulang terhadap Glazers - yang jarang mengunjungi klub - Joel dan Avram tetap menjadi pendukung kuat tim yang dibeli ayah mereka, mendiang Malcolm Glazer, dalam pembelian pada 2005.