Bisnis.com, JAKARTA - Jika liga-liga elite Eropa memutuskan libur kompetisi saat Hari Raya Natal, hal itu tak berlaku di Liga Inggris. Premier League justru mengenal istilah Boxing Day merayakan momen Natal.
Boxing Day kerap dikaitkan dengan olahraga tinju. Padahal hal tersebut tak ada korelasinya.
Istilah Boxing Day terkenal di Inggris Raya pada abad pertengahan. Hal itu dimulai dari tradisi para bangsaman, tuan tanah, dan pemilik modal yang memberikan hadiah untuk para pekerjanya menjelang hari Natal.
Hadiah tersebut ditempatkan dalam kotak bernama "Christmas Box". Maka dari itu muncul istilah Boxing Day menyambut perayaan Natal.
Selain di Inggris Raya, budaya ini juga bisa ditemui di negara persemakmuran Inggris seperti Kanada, Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.
Istilah Boxing Day kemudian turut digunakan dalam sepak bola. Premier League alias kasta tertinggi Liga Inggris mengenal Boxing Day sebagai periode sibuk kompetisi pada momen Natal dan Tahun Baru.
Baca Juga
Lalu, bagaimana Boxing Day bisa merambah ke sepak bola?
Berikut Sejarah Boxing Day dalam Liga Inggris
Ada dua versi berbeda soal sejarah Boxing Day dalam sepak bola di daratan Inggris.
Yang pertama, Boxing Day disebut telah dimainkan sejak 1888. Momen itu bertepatan dengan debut Football League.
Preston North End yang menghadapi Derby County pada Boxing Day pertama itu memetik kemenangan dengan skor telak 5-0.
Versi lain menyebutkan bahwa Boxing Day di Liga Inggris diilhami dari Perang Dunia I, tepatnya pada Natal 1914.
Tentara Inggris yang sedang bertempur dengan Jerman di perbatasan Belgia disebut menghentikan perang sejenak untuk bermain sepak bola.
Kedua pasukan dari kubu yang berbeda itu melebur dan bersukacita bersama dalam permainan sepak bola menghabiskan momen Natal.
Karena aksi ikonik itulah kemudian Boxing Day digunakan dalam Liga Inggris. Selain itu, Boxing Day juga diklaim sebagai bentuk menghormati para tentara yang gugur di medan perang.