Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dendam Sejarah Maroko dan Asa Kaum Marginal di Piala Dunia 2022

Pertandingan Maroko vs Portugal pada babak perempat final Piala Dunia bakal seru. Secara statistik pertemuan berbanding 50:50. Siapa bakal lolos ke semifinal?
Timnas Maroko saat melakukan sesi foto sebelum kick off di Piala Dunia 2022 Qatar/Instagram Yassine Bounou
Timnas Maroko saat melakukan sesi foto sebelum kick off di Piala Dunia 2022 Qatar/Instagram Yassine Bounou

Bisnis.com, JAKARTA - Sorak sorai penonton mengiringi selebrasi Achraf Hakimi. Bek timnas Maroko itu menari gaya pinguin selepas melesakkan bola ke gawang timnas Spanyol. Sekaligus menjadi penentu Singa Atlas untuk melaju ke babak perempat final Piala Dunia 2022.

Tarian itu biasa dilakukan bersama Sergio Ramos, sesama bek di klub PSG, saat berhasil menjebol gawang lawan. Selebrasi itu sekaligus sindiran kepada timnas Spanyol yang tidak memanggil bek legendaris yang diidolakan Hakimi tersebut.

Pada pertandingan babak 16 besar Selasa (6/12) malam, Singa Atlas membekuk tim Matador. Waktu 90 menit ditambah ekstra time 30 menit, tidak cukup untuk merobek jala gawang. Penentu tim yang layak ke delapan besar dilakukan melalui adu penalti.

Tiga eksekutor Spanyol, Pablo Sarabia, Carlos Soler, dan sang kapten Sergio Busquets, melempem. Mereka gagal mencetak gol, karena semua tendangannya ditepis oleh kiper Yassine Bounou.

Bono, begitu biasa disapa, adalah dewa penyelamat gawang Maroko hingga babak 16 besar. Pria berusia 31 tahun yang mencari nafkah di klub Spanyol, Sevilla, ini hanya kebobolan satu gol saat melawan Kanada.

Skor pun berakhir 3-0. Hanya satu eksekutor Maroko, Badr Benoun, yang gagal menjebol gawang Spanyol. Selain Hakimi, Abdelhamid Sabiri dan Hakim Ziyech turut memberi andil kemenangan Singa Atlas.

Dendam Sejarah Maroko dan Asa Kaum Marginal di Piala Dunia 2022

Penjaga gawang timnas Maroko Yassine Bounou tengah menghalau bola saat laga melawan Kroasia./Instagram Yassine Bounou

Stadion Education City, Al Rayyan, Doha, menjadi saksi sejarah baru pencapaian timnas Maroko, malam itu. Berdasarkan data The Soccer World Cups, Singa Atlas enam kali tampil di Piala Dunia, yakni 1970, 1986, 1994, 1998, 2018, dan 2022.

Pencapaian terbaiknya lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 1986. Menuju babak perempat final adalah sejarah baru bagi tim kuda hitam Afrika ini. Apalagi mampu menjungkalkan tim raksasa sepakbola Spanyol.

Dalam tiga kali pertemuan di Piala Dunia, Maroko tidak pernah menang lawan Spanyol. Dua kali dikalahkan tim Matador, dan satu kali seri.

Dendam Sejarah Maroko

Kemenangan Singa Atlas dapat dikatakan ‘pembalasan’ atas pendudukan Spanyol seabad silam. Hampir selama 44 tahun (1912-1956) Maroko dijajah Spanyol. Berdasarkan buku Timeline for the Third Rif War karya Steven Thomas, dalam rentang tahun itu Maroko dan Spanyol pernah terlibat perang besar, Rif. Dalam perang ini Negeri Matador membonceng Prancis untuk menyeberangi Selat Gilbratar.

Perang Rif, disebut juga Perang Maroko Kedua, meletus pada awal 1920-an antara Spanyol dan Prancis melawan suku Berber di wilayah pegunungan Rif di Maroko. Tentara Rif dipimpin oleh Abd al-Karim. Pada awalnya, Maroko berhasil mengalahkan tentara Spanyol. Dengan menggunakan taktik perang gerilya, tentara Maroko merebut senjata tentara Spanyol.

Mundur pada abad 18, Maroko pernah perang dengan Spanyol. Berdasarkan A History of Modern Morocco, karya Susan Gilson Miller dari Cambridge University 2013, perang ini disebut Perang Maroko Pertama. 

Namun, banyak yang menyebut peristiwa itu dengan Perang Tetuan atau Perang Afrika. Pertempuran yang berlangsung dari 22 Oktober 1859 hingga ditandatanganinya Perjanjian Wad-Ras pada 26 April 1860. Konflik yang bermula serbuan suku Maroko di kota Ceuta. Spanyol pun membalasnya dengan menyerbu Maroko.

Selat Gilbratar
Selat Gilbratar

Foto udara Selat Gilbratar yang menghubungkan benua Afrika dengan Eropa./dreamstime

Dua dekade lalu, dua negara ini nyaris melakukan perang terbuka kembali. Memperebutkan tanah kosong, Pulau Perejil. Pulau seluas 15 hektar itu berjarak beberapa ratus meter dari pesisir Maroko. Api dalam sekam masih menandai hubungan dua negara ini. Maroko 'melampiaskan' dengan mengalahkan Spanyol pada Piala Dunia 2022.

Pertandingan Maroko dengan Portugal pada babak perempat final malam ini tak kalah seru. Dua negara yang dipisahkan Selat Gibraltar ini sempat dilanda konflik berkepanjangan pada abad ke-8 masehi hingga awal abad ke-18 masehi. Perang itu sempat mengalami pasang surut.

Perang terbesar Maroko dan Portugal terjadi pada abad ke-15 yang terkenal dengan sebutan Perang Tiga Raja atau Battle of Three Kings. Kekuasaan Portugal pada periode ini merajalela dari Afrika, Asia hingga Amerika Latin. 

Namun kekuasaan itu runtuh saat Portugis, sebutan Portugal, mulai menjajah Afrika pada 1419. Ketika terjadi Perang Tiga Raja, imperium Portugis mengalami kehancuran. Bahkan, berakhir runtuh di tangan pasukan Muslim Maroko.

Singa Atlas Asa Kaum Marginal di Piala Dunia 

Pertandingan Maroko dengan Portugal pada babak perempat final nanti bakal seru. Secara statistik pertemuan berbanding 50:50. Pada Piala Dunia 1986, Portugal kalah telak melawan Maroko 1-3. Kemudian pada Piala Dunia 2018, tim Selecao das Quinas menang 1-0 atas Singa Atlas. Dua laga tersebut terjadi pada fase gugur.

Bila lolos babak perempat final, Maroko bakal menjadi wakil Afrika pertama yang menembus semifinal Piala Dunia. Sejauh ini ada tim Afrika yang lolos ke perempat final ada Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010).

Adapun bagi Portugal babak perempat final ini ketiga kalinya. Sebelumnya pada 1966 Portugal menggebuk Korea Utara dengan skor 5-3 pada 1966 dan menggilas Inggris pada drama adu penalti 3-1 pada 2006.

Dendam Sejarah Maroko dan Asa Kaum Marginal di Piala Dunia 2022

Rapor positif bagi Maroko, karena dalam empat laga terakhir, menyabet tiga kemenangan dan satu kali hasil imbang. Berbeda dengan Portugal yang mencatatkan tiga kali menang dan satu kali kalah.

Kekurangan Portugal dalam formasi saat ini adalah pertahanan, sedangkan ujung tombak menyerang cukup efektif dibandingkan dengan Maroko. Sebaliknya, Maroko lebih kuat dalam bertahan, sedangkan serangan tidak setajam Portugal. 

Maroko adalah wakil dari negara-negara marjinal juara, yakni Afrika dan Asia yang belum pernah mencecap gelar di Piala Dunia sejak dihelat 1930.  Selama ini juara dunia digenggam wakil Eropa dan Amerika, lebih spesifik Latin. 

Pada Piala Dunia 2022 wakil Afrika tumbang di fase grup dan 16 besar. Selain Maroko, wakil Benua Hitam adalah Senegal, Kamerun, Ghana, dan Tunisia. Wakil dari Asia tidak menyisakan satu tim pun. Jepang dan Korea Selatan tumbang di babak 16 besar. Arab Saudi, Qatar, Iran, dan Australia gagal menembus fase grup.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hendri T. Asworo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper