Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menyebut pendekatan berbasis keuntungan dan komersialisme murni mengancam kemapanan struktur olahraga di Eropa.
Meski tidak menyebut secara gamblang, Bach jelas merujuk pada pembentukan Liga Super Eropa (European Super League/ESL), kompetisi tengah pekan tandingan Liga Champions yang diumumkan oleh 12 klub Inggris, Spanyol, dan Italia.
"Eksistensi model olahraga Eropa terancam, ditantang oleh pendekatan berbasis keuntungan yang mengabaikan nilai sosial dalam olahraga serta kebutuhan mendasar di dunia setelah kemunculan virus corona," kata Bach di hadapan Kongres Unuion of European Football Associations (UEFA) di Montreux, Swiss, pada Selasa (20/4/2021).
Bach yang berkebangsaan Jerman menyebut model olahraga Eropa yang berlaku saat ini membuka kesempatan klub olahraga beroperasi pada setiap level, dengan pendapatan kompetisi tingkat elit merembes dan turut dirasakan oleh klub-klub amatir.
"Model olahraga Eropa ini terancam karena misi sosial organisasi olahraga kalah menarik di hadapan para pemodal dan penyedia jasa olahraga komersial yang semata-mata mengejar keuntungan," kata Bach.
Ke-12 klub yang mengumumkan sebagai pendiri akan dipastikan memiliki tempat di ESL setiap musimnya, sesuatu yang berbanding terbalik di mana mereka harus berjuang meraih tiket ke Liga Champions lewat capaian di liga domestik masing-masing.
Baca Juga
Belum lagi, para klub pendiri akan diguyur dana masing-masing senilai 3,5 miliar euro yang dibiayai oleh bank investasi AS, JP Morgan, sebagai bantuan untuk memulihkan kondisi finansial dan infrastruktur yang terdampak pandemi.
Presiden UEFA Aleksander Ceferin sebelumnya menyatakan pendirian ESL sebagai tindakan "meludahi wajah" segenap masyarakat sepak bola dan menyatakan klub serta pemain yang terlibat di dalamnya untuk dilarang tampil pada kompetisi UEFA.
"Dalam lingkungan yang terpolarisasi ini, kepentingan pribadi yang sempit dan egoisme menangguk kemenangan atas solidaritas, nilai-nilai serta aturan bersama. Kita memerlukan lebih banyak solidaritas," kata Bach.
"Pelajaran ini berlaku bagi semua, olahraga apa pun. Jika segalanya hanya dilihat dari kacamata bisnis... maka lenyaplah misi sosial olahraga," ucapnya.