Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polemik Liga Super Eropa: FIFA dan UEFA Yakin Punya Hak Blokir Siaran Liga Sempalan

Badan sepak bola UEFA dan FIFA pada pekan depan akan coba meyakinkan pengadilan tinggi Eropa bahwa mereka berhak memblokir siaran klub agar tidak bergabung dengan liga sempalan (Liga Super Eropa).
Logo FIFA./REUTERS-Arnd Wiegmann
Logo FIFA./REUTERS-Arnd Wiegmann

Bisnis.com, JAKARTA - Badan sepak bola UEFA dan FIFA pada pekan depan akan coba meyakinkan pengadilan tinggi Eropa bahwa mereka berhak memblokir siaran klub agar tidak bergabung dengan liga sempalan (Liga Super Eropa).

Hal ini berkaitan dengan rencana digelarnya Liga Super Eropa yang telah diumumkan pada April tahun lalu.

Setelah mendapat ancaman hukuman dari FIFA dan UEFA, klub yang sebelumnya menyatakan akan bergabung dalam Liga Super Eropa seperti Manchester United, Liverpool, Manchester City, Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, AC Milan, Inter Milan, dan Atletico Madrid kemudian menarik diri.

Hanya Real Madrid, Barcelona dan Juventus yang hingga kini masih ngotot akan tampil dalam liga tersebut. Penyelenggara liga ini kemudian mengadukan ancaman blokir dari UEFA dan FIFA tersebut ke pengadilan Spanyol yang kemudian meminta arahan dari pengadilan tinggi Eropa yang berbasis di Luksemburg.

Sejauh ini, yang menjadi masalah adalah apakah ada ketentuan tertentu dalam FIFA dan undang-undang UEFA di mana badan sepak bola itu memungkinkan untuk memblokir acara liga sempalan sesuai dengan aturan kompetisi Uni Eropa terhadap perusahaan atau badan yang menyalahgunakan dominasi mereka.

Pengadilan tinggi Eropa juga harus memutuskan apakah ancaman kedua badan tersebut untuk melarang klub dan pemain mengambil bagian dalam Liga Super atau melarang mereka mengambil bagian dalam pertandingan tim nasional merupakan penyalahgunaan kekuasaan mereka. UEFA sebelumnya mengatakan bahwa badan itu yakin dengan posisinya di semua yurisdiksi.

Hak media UEFA dan FIFA untuk kompetisi juga merupakan masalah lain bagi pengadilan selama sidang pada 11-12 Juli. Dan sebuah keputusan dari pengadilan diperkirakan akan diambil tahun depan. 

"Kami yakin Pengadilan Eropa akan menafsirkan dengan benar hukum persaingan Uni Eropa dan preseden yang ada. Posisi monopoli federasi olahraga saat ini tidak ditantang oleh kompetisi tetapi dibentengi oleh ketentuan eksklusivitas, yang mencegah munculnya segala jenis kompetisi, adalah sumber dari berbagai perkembangan yang merugikan di dunia olahraga.Pertanyaan tentang kepemilikan hak media adalah pertanyaan yang menentukan dalam setiap olahraga dan memutuskan hubungan antara federasi dan klub," kata Mark Orth di firma hukum MEOlaw yang mewakili Liga Super Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper