Bisnis.com, JAKARTA – Akademi Bahasa Nasional Uruguay berang terhadap sanksi yang ditetapkan Football Association (FA) terhadap Edison Cavani setelah unggahan striker Manchester United itu dianggap berbau rasisme. Mereka juga menyatakan FA miskin pengetahuan budaya dan linguistik.
Cavani mendapat sanksi larangan bermain dalam tiga pertandingan dan denda 100.000 euro setelah dia menggunakan kata "negrito" yang dalam bahasa Spanyol berarti orang kecil berkulit hitam di Instagram.
Pemain depan 33 tahun itu lantas menghapus unggahannya tersebut setelah menyadari konotasi yang berbeda yang diterima publik dan meminta maaf sambil menekankan bahwa dia "benar-benar melawan rasisme".
Meski demikian FA berpendapat komentar di unggahan itu "menghina, melecehkan, tidak pantas, dan membuat pertandingan menjadi buruk."
FA juga menganggap komentar di unggahan tersebut sebagai pelanggaran yang lebih buruk karena meliputi referensi, baik tersurat maupun tersirat, untuk warna dan atau ras dan atau asal etnis.
Cavani menulis "Gracias (terima kasih) negrito" sebagai respons atas pesan selamat di media sosial setelah dia mencetak dua gol yang memenangkan MU 3–2 atas Southampton pada November lalu.
Academia Nacional de Letras Uruguay yang dikutip AFP dan dilansir Antara pada Sabtu (2/1/2021), menyatakan kata "negro" (orang berkulit hitam) atau diminutifnya "negrito"—mirip dengan "gordo" (gendut) atau "gordito" dan "flaco" (kurus)—merupakan istilah yang sering dipakai untuk menunjukkan rasa sayang kepada seseorang.
"Di Bahasa Spanyol (yang dipakai) di Uruguay, misalnya, di antara pasangan atau teman, antara orang tua dan anak, seseorang sering mendengar dan mengucapkan ekspresi seperti...gordito, negri, negrito," demikian pernyataan resmi akademi tersebut. Bahkan, seseorang yang diajak bicara belum tentu kelebihan berat badan atau berkulit gelap."
Akademi itu menyatakan keberatan terkait sanksi yang dijatuhkan terhadap Cavani dan mengatakan "resolusi yang dapat dipertanyakan" dari FA merupakan hasil dari "kemiskinan pengetahuan budaya dan linguistik."
Pada akhir pernyataannya, akademi tersebut mengatakan FA telah "melakukan ketidakadilan serius terhadap seorang atlet Uruguay yang berada di tingkat internasional tertinggi dan telah menyingkap ketidaktahuan...tentang penggunaan bahasa dan khususnya bahasa Spanyol, tanpa memperhatikan semua kerumitan dan konteksnya."