Bisnis.com, JAKARTA – Tidak terkalahkan di liga dengan hanya kehilangan 6 poin dan keunggulan 13 poin di puncak klasemen dari peringkat kedua Napoli, Juventus sangat dominan di Serie A Italia musim ini dan tampaknya akan memenangi gelar kedelapan berturut-turut.
Kehadiran Cristiano Ronaldo, pemain terbaik dunia lima kali, meski usianya sudah 33 tahun, di tim yang telah memenangi gelar Serie A selama tujuh musim terakhir, meningkatkan status juara liga musim ini bagi Si Nyonya Tua sebagai kewajiban.
Tantangan yang sesungguhnya bagi Juve ialah menjuarai Liga Champions Eropa dan tantangan terdekat adalah menghadapi salah satu klub kuat La Liga Spanyol, Atletico Madrid, di babak 16 besar yang digelar dua leg.
Pelatih Juventus Massimiliano Allegri, yang menyaksikan timnya dikalahkan dalam pertandingan final Liga Champions edisi 2015 dan 2017, mencoba untuk mengecilkan tekanan.
“Bukan berarti Ronaldo datang lalu kami pasti menang. Kami menaruh hormat [kepada tim-tim lain]. Kami berusaha menang, tapi tim-tim lain ingin menang juga. Sangat gila mengatakan kami favorit juara. Kami ingin membawa pulang trofi, yang bisa kami raih jika bermain baik dan beruntung."
Namun, banyak yang percaya musim ini hanya akan dianggap sukses bagi Juventus jika mereka mengangkat trofi di Stadion Wanda Metropolitano di Madrid pada 1 Juni nanti, tempat yang sama ketika mereka menghadapi Atletico Diego Simeone pada Kamis (21/2/2019).
Baca Juga
"Ketika Anda terus menang di Italia, Anda tahu bahwa Anda harus melakukan sesuatu yang sedikit ekstra di Liga Champions," kata mantan bek Italia Marco Materazzi kepada Eurosport.
"Juventus selalu kuat di Liga Champions karena mereka terobsesi untuk memenanginya," tambah pemenang Piala Dunia 2006 yang menghabiskan sebagian besar kariernya bersama rival Juve, Inter Milan.
"Sekarang mereka [Juventus] telah menandatangani pemain yang tidak ada bandingannya di Liga Champions [Ronaldo]. Jika mereka tidak berhasil memenangnya dengan dia, itu bermakna gagal. Ketika Anda membeli pemain terbaik dunia, Anda berharap untuk memenangkan kompetisi,” paparnya.
Wakil presiden dan eks-pemain Juventus Pavel Nedved menyatakan memenangi gelar Liga Champions dapat membantu meringankan rasa sakit pada 2003 ketika dia absen di final karena skorsing dan menyaksikan timnya kalah adu penalti dengan AC Milan setelah bermain 0 - 0 selama 120 menit.
