3. Fisik masih lemah
Permainan yang mengandalkan kecepatan seperti yang diinstruksikan Milla kepada timnas U-22 tentu membutuhkan ketahanan fisik prima. Sayangnya masalah ini masih menjadi titik lemah bagi sebagian besar pemain Indonesia. Tak hanya di lini depan, para pemain di lini belakang juga terlihat tak memiliki fisik yang memungkinkan mereka melakoni pertandingan selama 90 menit.
Alhasil, permainan sayap yang cepat seperti pada awal babak pertama tak lagi terlihat pada sisa pertandingan. Dua gol Myanmar pada babak kedua juga memperlihatkan bagaimana kecepatan para pemain belakang Indonesia sudah mengendur.