Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Kolombia memastikan hanya tiga pemain Chapecoense yang selamat dalam jatuhnya pesawat carteran LaMia Airlines milik Bolivia pada Selasa (29/11/2016) yang membawa para pemain klub Brasil tersebut yang semula akan menjalani leg pertama final Copa Sudamericana, tunamen antarklub Amerika Selatan.
Dunia sepak bola memang beberapa kali disambangi tragedi kecelakaan pesawat, yang terbesar adalah ketika musibah itu mendatangi para pemain klub Italia Torino dan Timnas Zambia. Musibah itu juga pernah menjadi catatan kelam klub Inggris Manchester United.
Berikut catatan sejarah tragedi kecelakaan pesawat yang mengambil korban pemain sepak bola:
* 1949: Pesawat yang membawa para pemain Torino jatuh di dekat Bukit Superga ketika mendekati Bandara Turin, Italia. Saat itu para pemain Torino baru kembali dari bertanding melawan klub Portugal Benfica di Lisbon.
Seluruh 31 penumpang tewas termasuk 19 pemain Torino yang pada saat itu merupakan klub terkuat di Italia, menghabiskan para pemain yang menorehkan catatan paling hebat klub sepanjang sejarah klub.
Sejak tragedi itu, Torino hanya satu kali memenangi gelar Serie A Italia yakni pada edisi 1975-1976 yang merupakan raihan gelar ketujuh sepanjang sejarah kompetisi teratas di Italia tersebut.
Enam gelar sebelumnya didapatkan pada musim 1927-1928, 1942-1943, 1945-1946, 1946-1947, 1947-1948, dan 1948-1949. Jadi, sebelum tragedi itu Torino memenangi enam gelar dalam waktu 7 tahun.
* 1958: Delapan pemain Manchester United termasuk korban tewas dalam kecelakaan pesawat yang membunuh 23 orang saat take off di Bandara Munchen di Jerman. Pesawat hendak terbang ke Munchen. MU baru menjalani pertandingan Piala Europa (saat ini Liga Champions) di Beograd, Yugoslavia (saat ini Serbia).
Di antara 21 penumpang yang selamat dalam musibah tersebut ialah Bobby Charlton yang ketika itu baru berusia 20 tahun dan kemudian menjadi kapten Timnas Inggris saat menjuarai Piala Dunia 1966 atau 8 tahun kemudian.
* 1960: Delapan pemain Denmark, yang sedang dalam penerbangan menuju lokasi seleksi tim negaranya yang akan bertarung Olimpiade Roma 1960, tewas dalam kecelakaan pesawat yang jatuh di Selat Oresund sesaat setelah take off dari Kopenhagen. Denmark kemudian memenangi medali perak Olimpiade 1960.
* 1969: Para pemain klub kondang Bolivia, The Strongest,k termasuk di antara 78 korban tewas dalam jatuhnya pesawat yang membawa mereka dari Santa Cruz, yang terhempas di Viloco, dekat La Paz, ibu kota Bolivia.
* 1979: Sebanyak 17 pemain dan ofisial klub Pakhtakor Tashkent termasuk di antara 178 penumpang yang tewas ketika mereka hendak bertanding di kompetisi nasional Uni Soviet melawan Dinamo Minsk di wilayah yang termasuk bagian negara Ukraina.
Pakhtakor pada saat itu merupakan satu-satunya klub dari wilayah yang sekarang berdiri sebagai negara merdeka Uzbekistan yang berkompetisi di liga teratas Uni Soviet.
* 1987: Sebanyak 16 pemain klub terkenal Peru, Alianza Lima, yang ketika itu tengah memimpin klasemen liga utama negaranya, ditambah sejumlah ofisial dan tim pelatih, menjadi di antara 43 korban tewas saat membawa mereka kembali dari bertanding melawan Deportivo Pucallpa di Kota Pucallpa. Pesawat jatuh ketika hendak mendarat di Bandara Callao di Lima, ibu kota Peru.
* 1989: Sebanyak 14 pemain sepak bola Belanda keturunan Suriname termasuk dalam 176 korban tewas dalam kecelakaan pesawat Surinam Airways yang jatuh dekat Paramaribo, ibu kota Surinamen, dalam penerbangan dari Amsterdam.
Ke-14 pemain itu bermain di berbagai klub dan datang ke negara Amerika Selatan itu untuk memainkan laga eksibisi melawan tim lokal.
* 1993: Seluruh 30 penumpang Zambia Air Force, termasuk 18 pemain tim nasional negara Afrika itu, terbunuh akibat pesawat yang mereka tumpangi jatuh ke laut dekat Gabon. Saat itu mereka hendak ke Senegal untuk memainkan laga Pra-Piala Dunia 1994.
Kalusha Bwalya, kapten tim dan sekarang menjadi Presiden Federasi Sepak Bola Zambia, beruntung tidak ikut dalam penerbangan itu karena dia datang dari tempat lain setelah menjalani pertandingan berbeda.
Pada 2012, Timnas Zampil berhasil menjuarai Piala Afrika, gelar satu-satunya yang mereka peroleh hingga sekarang. Saat itu Zambia menundukkan Pantai Gading dalam pertandingan final yang digelar di Libreville, ibu kota Gabon, dan berjarak hanya beberapa kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat 19 tahun sebelumnya.