Bisnis.com, JAKARTA - Dua leg pertandingan final Copa Sudamericana, kompetisi antarklub Amerika Selatan level kedua setelah Copa Libertadores, dipastikan batal karena para pemain salah satu finalis, Chapecoense dari Brasil, tewas akibat pesawat yang mereka tumpangi ke Kolombia jatuh.
Secara keseluruhan korban tewas akibat pesawat jatuh itu sebanyak 76 orang. Dua pertandingan final Copa Sudamericana itu mestinya digelar pada 1 dan 8 Desember 2016. Athletico Nacional de Medellin adalah lawan Chapecoense di final.
Pesawat carteran LaMia Airlines milik Bolivia itu membawa 72 penumpang dan sembilan kru pesawat dan dikonfirmasi bahwa hampir semua di antara mereka tewas, sehingga pertandingan final Copa Sudamericana mustahil dapat digelar.
Pesawat tersebut jatuh ketika telah berada di wilayah Kolombia yang menjadi tujuan pendaratan.
Chapecoense menghadang klub Argentina San Lorenzo juga persis dengan skor 1-1 dan keunggulan melalui regulasi goal aways (mencetak lgol lebih banyak di kandang lawan).
Pada pertandingan leg pertama awal bulan ini Chapecoense imbang 1-1 di markas San Lorenzo, Stadion Pedro Bidegain di Buenos Aires, sedangkan dalam pertandingan leg kedua di kandang Chapecoense, Stadion Arena Conda di Santa Catarina, skor imbang tanpa gol.
Chapecoense klub yang relatif baru di Brasil, didirikan pada 1973, jauh lebih muda dibandingkan dengan klub-klub legendaris Brasil seperti Botafogo (didirikan pada 1895), Gremio (1903), Atletico Mineiro (1908), Corinthians (1910), Santos (1912), Palmeiras (1914), Cruzeiro (1921), ataupun Sao Paulo (1930).
Dengan habisnya pemain Chapecoense, dengan sendirinya Nacional tampil sebagai juara. Dengan demikian, trofi Copa Sudamericana tetap bertahan di Kolombia, sebab juara tahun lalu juga klub negara tersebut, Santa Fe, setelah mengalahkan klub Argentina Huracan di final.