Bisnis.com, JAKARTA – Pembekuan organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah membuat aktivitas sepak bola profesional di Indonesia terhenti. Kompetisi yang diputar PSSI dari level tertinggi hingga terendah tidak bisa berjalan.
Padahal, kompetisi-kompetisi itu diklaim menghasilkan perputaran uang yang besar. Qatar National Bank (QNB) misalnya menjadi sponsor resmi Indonesia Super League (ISL)—walau kedua belah pihak menutupi nilai kontraknya.
Grup MNC, sebagai pemegang hak siar ISL, urung mengudarakan laga-laga yang dinanti para suporter. Selain itu, sponsor-sponsor klub kelimpungan karena kompetisi distop. Salah satunya adalah PT Indosat Tbk.
Presiden Direktur Indosat Alexander Rusli kembali mengutarakan keprihatinannya atas kondisi sepak bola nasional. Apalagi, selain pembekuan PSSI, federasi sepak bola internasional FIFA juga menjatuhkan sanksi buat Indonesia.
“Selalu sponsor dari tiga klub ISL, kami berkepentingan agar masalah ini selesai secepat mungkin,” kata Alex di Jakarta, Senin (8/6/2015).
Indosat merupakan sponsor tiga klub ISL, yakni Persib Bandung, Arema Malang, dan Bali United. Penghentian ISL membuat strategi promosi Indosat terpaksa tidak bisa berjalan.
“Sponsor sih masih. Tapi ya mereka terpaksa tidak terima uang dulu dari kami,” ujarnya.
Menurut Alex, menjadi sponsor klub sepak bola adalah medium komunikasi pemasaran yang cukup efektif. Apalagi, ketiga klub memiliki basis suporter fanatik, yang sesuai dengan target pasar anak usaha Ooredoo itu.
“Apalagi ini kan mau dekat Lebaran. Kalau di Jawa Timur khususnya Malang, penghentian ini memberi pengaruh,” ucapnya.
Alex pun menyerukan kepada pihak-pihak yang berseteru agar duduk bersama dan kembali memutar kompetisi. Dia tidak ambil pusing dengan asal-muasal dari pembekuan tersebut.
“Harapan saya adalah masalah ini selesai. Soal lain-lain saya tidak mau komentar,” ucap alumni Universitas Curtin, Australia, ini.