Bisnis.com, JAKARTA - Timnas Indonesia U-23 segera memulai perjuangannya untuk mendapatkan selembar tiket menuju putaran final Piala Asia U-23 2016. Dalam babak kualifikasi, Indonesia tergabung dalam Grup H bersama Korea Selatan, Brunei Darussalam, dan Timor Leste.
Harapan untuk menjadi juara grup selalu ada, tetapi realistisnya melewati Korsel bukan persoalan gampang. Meskipun demikian, sebenarnya modal untuk mengatasi anak muda Negeri Ginseng itu sudah ada yakni Timnas U-19 yang menundukkan Korsel di kualifikasi Piala Asia U-19 edisi 2014.
Taruhlah Evan Dimas Darmono dkk. akhirnya memang benar-benar gagal melewati Korsel. Artinya Garuda Muda membidik tiket ke putaran final Piala Asia U-23 di Qatar pada 12-30 Januari 2016 harus melalui jalur runner up.
Satu hal yang harus diingat, hanya separuh tim dari 10 grup yang menjadi runner up yang bisa masuk putaran final tahun depan di Qatar. Lima tim runner up terbaik saja yang bersama-sama dengan 10 juara grup lolos ke putaran final bersama tuan rumah Qatar.
Dengan demikian, persaingan Indonesia untuk merebut selembar tiket ke Qatar bukan hanya melawan tiga kontestan lain di Grup H yakni Korsel, Timor Lestem dan Brunei Darussalam, melainkan juga dengan sembilan runner up lainnya untuk minimal menjadi tim runner up kelima terbaik.
Jadi, dengan perhitungan bahwa untuk mengatasi Korsel tidaklah mudah, skuat asuhan Aji Santoso harus benar-benar menjaringkan banyak gol ke gawang Brunei Darussalam dan Timor Leste. Semakin banyak gol yang bisa dihasilkan, maka semakin besar pula peluang untuk lolos ke Qatar.
Marin kita petaklan persaingan dengan grup-grup lain untuk meraih setidaknya posisi kelima terbaik di antara tim-tim runner up lainnya.
Di Grup A, Bahrain, Irak, Lebanon, dan tuan rumah Oman diprediksi menjadikan Maladewa sebagai lumbung gol. Tapi hasil melawan tim juru kunci dalam grup ini tidak diperhitungkan, karena ada grup lain—termasuk Grup H di mana Indonesia ada di dalamnya—yang hanya berisi empat tim.
Perhitungannya, keempat tim Timur Tengah itu tidak akan bisa menjadikan satu sama lain sebagai lumbung gol. Oleh karena itu, sangat boleh jadi posisi Indonesia—jika akhirnya menjadi runner up Grup H—tidak akan head to head dengan runner up Grup A.
Grup B diisi oleh Jordania, Kuwait, Kirgistan, Pakistan, dan Turkmenistan. Seperti juga di Grup A, hasil melawan tim juru kunci tak dihitung. Jordania dan Kuwait layak diapungkan sebagai dua tim terbaik.
Tim mana pun yang menjadi runner up kemungkinan besar akan menggelontorkan banyak gol ke tiga tim lain. Jadi, capaian Indonesia kelak diadu dengan runner up Grup B yang diisi oleh Jordania atau Kuwait.
Grup C dihuni tuan rumah Iran, Arab Saudi, Palestina, Afganistan, dan Nepal. Bisa diperkirakan Afganistan dan Nepal jadi lumbung gol bagi Iran dan Arab Saudi. Jadi, seperti juga di Grup B, hasil Evan Dimas dkk akan beradu head to head dengan runner up Grup C yakni kemungkinan besar Arab Saudi dengan catatan hasil pertandingan di grup ini kontra Nepal-yang kemungkinan besar menempati dasar klasemen akhir—tidak dihitung.
Grup D ditempati Uni Emirat Arab (UEA), Yaman, Tajikistan, dan Sri Lanka. UEA layak dijagokan sebagai juara grup. Yaman dan Tajikistan berebut posisi runner up, sedangkan Sri Lanka kemungkinan besar akan ada di urutan paling bawah.
Bagaimana pun, Yaman dan Tajikistan tidak dalam kapasitas yang luar biasa untuk membuat gawang Sri Lanka sebagai makanan empuk. Indonesia boleh berharap capaian angka akhir runner up Grup D lebih rendah ketimbang Indonesia di Grup H.
Adapun Grup E ditempati oleh Suriah, Uzbekistan, India, dan Bangladesh. Grup ini bisa dikatakan terbagi menjadi dua bagian. Papan atas yakni Surian dan Uzbekistan, sedangkan India dan Bangaldesh dua tim papan bawah.
Hujan gol agaknya tak bakal terjadi di grup ini. Surian atau Uzbekistan akan menjadi dua tim terbaik, namun bukan pula berarti India, apa lagi tuan rumah Bangaldesh yang tentu tak mau malu di Stadion Bangabhandu di Kota Dhaka, bisa menjadi santapan empuk. Dua tim Asia Selatan ini pasti memberi perlawanan keras dan Indonesia boleh berharap menang poin atas runner up Grup E.
Di Grup F yang digelar di Taiwan, hampir dapat dipastikan akan dijuarai Australia. Setidaknya itu hitungan normal di atas kertas. Myanmar agaknya bakal finis sebagai runner up dengan pesaing terkuat adalah Taiwan. Peringkat keempat adalah Hong Kong.
Indonesia pantas mengharapkan Myanmar tidak menang besar atas Taiwan dan Hong Kong. Tapi, melihat kekuatan Myanmar selama beberapa tahun belakangan, maka terbuka kemungkinan cukup besar nilai ataupun selisih gol Indonesia akan beradu dengan sesama negara Asia Tenggara ini.
Adapun Korea Utara dan Thailand akan berebut posisi nomor satu di Grup G. Jadi, salah satu di antara mereka akan tampil sebagai runner up. Filipina bisa menjadi kuda hitam, terutama karena naturalisasi pemain yang biasa mereka lakukan. Namun adanya Kamboja membuat runner up berpotensi mengoleksi gol dalam jumlah besar. Jelas hasil Indonesia akan bersaing ketat dengan runner up Grup G.
Di Grup I ada tuan rumah Malaysia, Jepang, Vietnam, dan Makau. Keberadaan Makau membuat bakal terjadi hujan gol yang bisa dilakukan oleh tim runner up yang kemungkinan besar diambil Malaysia, yang punya kekuatan lebih dibandingkan dengan Vietnam karena bermain di kandang sendiri, Stadion Shah Alam. Maknanya, Indonesia akan beradu nilai dan gol dengan Malaysia.
Grup J dihuni oleh China, Laos, Singapura, dan Mongolia. Sulit dibantah bahwa China adalah jagoan grup ini. Laos akan memanfaatkan posisinya sebagai tuan rumah untuk bersaing dengan Singapura untuk menjadi runner up. Meskipun begitu, dari sisi sejarah, Singapura agakanya tetap akan unggul atas Laos.
Keberadaan Mongolia bukan akan menyulitkan tiga kontestan lain di Grup J, tapi malahan akan menyulitkan Indonesia. Sebabnya, Singapura hampir pasti akan memborbardir gawang negara yang secara geografis terjepit di antara China dan Rusia ini.
Dengan demikian, keberadaan Mongolia menjadikan Singapura sebagai lawan besar bagi Indonesia meskipun tidak langsung berhadapan di lapangan, melainkan hitungan adu nilai dan gol di atas kertas.
Ringkasan peta ‘lawan’ sesama calon runner up:
Grup A: Diperkirakan tidak ada tim yang mendominasi lawan sehingga tidak ada hitungan head to head dengan Indonesia.
Grup B: Bakal adu nilai dan selisih gol dengan Jordania atau Kuwait.
Grup C: Bakal adu nilai dengan Arab Saudi.
Grup D: Diperkirakan nilai Indonesia lebih tinggi daripada runner up Grup D yang kemungkinan diisi Yaman atau Tajikistan.
Grup E: Diperkirakan nilai Indonesia lebih tinggi daripada runner up Grup D yang kemungkinan diisi Suriah atau Uzbekistan.
Grup F: Runner up Myanmar kemungkinan besar menjadi ancaman dalam hitung-hitungan nilai dan selisih gol dengan Indonesia.
Grup G: Runner up Korea Utara atau Thailand kemungkinan besar menjadi ancaman dalam hitung-hitungan nilai dan selisih gol dengan Indonesia.
Grup H: Indonesia kemungkinan besar mencapai posisi runner up grup di bawah Korea Selatan.
Grup I: Runner up Singapura kemungkinan besar menjadi ancaman dalam hitung-hitungan nilai dan selisih gol dengan Indonesia.