Bisnis.com, JAKARTA - Petenis asal Polandia, Iga Swiatek, meraih gelar juara Cincinnati Open 2025 setelah mengalahkan Jasmine Paolini dari Italia.
Iga Swiatek bangkit dari ketertinggalan 0-3 pada awal set pertama dan sukses mengalahkan Jasmine Paolini 7-5, 6-4 dalam 1 jam 49 menit.
Dengan hasil ini, Iga Swiatek merengkuh gelar Cincinnati Open pertama sepanjang kariernya.
Ini menjadi gelar tunggal WTA Tour ke-24 dalam karier Swiatek dan gelar ke-11 di level WTA 1000.
Selain itu, Cincinnati Open 2025 adalah gelar WTA kedua yang dia raih pada tahun ini, sebulan setelah memenangi trofi Wimbledon.
"Saya tidak tahu mengapa saya memenangi turnamen-turnamen yang menurut saya akan menjadi yang terakhir yang saya bayangkan akan terjadi," ucap Iga Swiatek dilansir dari laman WTA.
Baca Juga
Petenis 24 tahun itu berterima kasih kepada tim yang mendorong dirinya untuk menjadi pemain yang lebih baik.
Dia menyebut kemampuannya bermain di semua jenis lapangan juga berasal dari bantuan orang-orang di belakangnya.
"Saya agak terkejut sekaligus sangat senang, jadi terima kasih atas dukungan yang luar biasa, untuk tim dan keluarga saya di rumah," kata Swiatek.
Kemenangan itu menambah motivasi Swiatek jelang tampil di turnamen WTA US Open. Swiatek menjadi unggulan kedua setelah meraih gelar juara di Cincinnati.
Dia melangkah ke final Cincinnati Open 2025, Senin (18/8/2025) waktu setempat atau Selasa (19/8/2025) WIB.
Swiatek mengincar kemenangan untuk melewati Coco Gauff dalam ranking WTA. Namun, juara Grand Slam 6 kali itu harus berjuang keras menghadapi Paolini.
Paolini memulai dengan cemerlang dengan mematahkan servis lawan di gim pembuka dan langsung unggul 3-0.
Setelah itu Paolini nyaris mendapatkan break point lagi sebelum Swiatek berhasil mengendalikan permainan.
Swiatek mempertahankan servisnya, lalu memenangi empat gim berikutnya untuk unggul 5-3.
Setelah dipatahkan servisnya saat melakukan servis untuk set tersebut, Swiatek membalas mematahkan servis lawan beberapa gim kemudian dan memenangi set tersebut dengan skor 7-5.
Set kedua menampilkan lima break point saat keduanya saling bergantian break, tetapi Swiatek, yang menyelesaikan pertandingan dengan sempurna enam dari enam break point yang dikonversi, akhirnya menutup pertandingan dalam dua set langsung.
Swiatek tidak kehilangan satu set pun dalam perjalanannya meraih gelar. Hal itu menjadi sebuah pencapaian yang mencakup kemenangan atas petenis 10 besar, termasuk Paolini di final dan Elena Rybakina di semifinal.