Bisnis.com, JAKARTA - Turnamen tenis tertua di dunia Wimbledon melanggar aturan yang telah berjalan selama 148 tahun demi menghormati meninggalnya pemain Liverpool dan Timnas Portugal, Diogo Jota.
Diogo Jota meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di Spanyol pada Rabu (3/7/2025) waktu setempat.
Jota dan adiknya yang juga pesepak bola, Andre Silva, mengalami tragedi nahas di jalan tol wilayah Zamora.
Meninggalnya Jota mengejutkan banyak pihak. Termasuk dari cabang olahraga lain yang turut memberikan simpati.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Jota, turnamen tenis Wimbledon pun melanggar tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun.
Pertama kalinya sejak 1877 Wimbledon mengizinkan petenis memakai atribut pita hitam untuk menghormati kematian Jota.
Baca Juga
Seperti diketahui, turnamen Wimbledon menerapkan aturan ketat dalam hal berpakaian. Para pemain yang tampil harus mengenakan pakaian serbaputih dari ujung rambut hingga alas kaki.
Kelonggaran yang diberikan oleh panitia turnamen Wimbledon pun mengakomodir petenis seperti Francisco Cabral untuk menunjukkan ekspresi belasungkawa.
Petenis asal Portugal itu mengonfirmasi akan memakai pita hitam di lengannya saat menjalani pertandingan di Wimbledon 2025.
"Saya telah melihat kabar yang sangat menyedihkan. Dia sosok besar, bukan hanya di Portugal, tapi juga di dunia. Ia pribadi hebat dengan keluarga yang luar biasa dan tiga anak. Saya sampaikan doa terbaik untuk mereka semua. Sangat sulit bagi keluarganya untuk pulih dari ini... Saya belum sempat mengenakannya (pita hitam) hari ini, tapi saya ingin memakainya di pertandingan berikutnya," ucap Francisco Cabral.
Selain Cabral, petenis top seperti Rafael Nadal dan Carlos Alcaraz juga telah menyampaikan ucapan belasungkawa secara terbuka.