Bisnis.com, JAKARTA - Kritik terhadap kebijakan Komite Olahraga Internasional (IOC) yang dinilai menerapkan standar ganda di Olimpiade Paris 2024 tentang Israel dan Rusia terus bermunculan.
IOC mencekal keikutsertaan atlet Rusia dan Belarusia dalam gelaran pesta olahraga terakbar di dunia, Olimpiade Paris 2024.
Rusia dan Belarusia dilarang tampil di Olimpiade 2024 karena keterlibatan dalam serangan ke wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022.
IOC berkilah bahwa Rusia dan Belarusia dianggap sudah melanggar poin tertentu dari Piagam Olimpiade yakni pengambilalihan Badan Olimpiade Regional Ukraina oleh Komite Olimpiade Rusia lewat invasi.
Kesalahan yang dilakukan Rusia tak hanya itu saja. Pada 2020 Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menjatuhi sanksi Komite Olimpiade Rusia (ROC) karena menjalankan program doping yang didukung negara.
Karena pelanggaran itu, nama dan bendera Rusia dilarang dipakai di Olimpiade Tokyo 2020. Sebagai gantinya, kontingen itu disebut ROC sepanjang gelaran, dengan simbol federasi menggantikan bendera.
Baca Juga
Pun demikian pada Olimpiade Paris 2024, atlet Rusia dan Belarusia boleh ikut berlaga namun tidak dengan identitas kedua negara tersebut.
15 atlet Rusia dan 18 atlet Belarusia bertanding sebagai "Atlet Netral Perorangan" atau AIN di Olimpiade Paris 2024.
Israel Bebas Tanpa Sanksi
Di sisi lain, Israel tak mendapatkan hukuman serupa dari IOC padahal sama-sama melakukan invasi ke negara lain.
Jika Rusia disanksi karena menginvasi Ukraina, Israel justru bebas dari hukuman apapun setelah melancarkan serangan ke wilayah Palestina.
"Situasi antara Israel dan Palestina benar-benar berbeda," kata Kepala IOC, Thomas Bach.
Bach beralasan bahwa IOC tak mau mencampuradukkan politik dengan olahraga. Situasi yang terjadi antara Israel dan Palestina, menurutnya, adalah masalah politik.
"Posisi IOC sangat jelas. Kami memiliki dua komite Olimpiade nasional [NOC]. Keduanya hidup berdampingan secara damai. Olimpiade bukanlah kompetisi antarnegara tetapi antaratlet," ucap Bach.
Ketua Komite Olimpiade Palestina (POC) Jibril Rajoub mengkritik standar ganda yang diterapkan IOC di Olimpiade Paris 2024.
Rajoub menyayangkan respons IOC yang menolak surat dari IOC untuk mendiskualifikasi Israel dari Olimpiade.
"Mereka [IOC] tidak mematuhi Piagam Olimpiade, undang-undang dan peraturan, atau moral,. Israel atau Komite Olimpiade Israel telah kehilangan hak moral, olahraga, kemanusiaan, dan hukum untuk berpartisipasi" tutur Jibril Rajoub dilansir dari Antara Sabtu (27/7/2024).
POC, dalam suratnya kepada IOC, menyebut bahwa sekitar 400 atlet mereka tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.
Pada gelaran Olimpiade 2024, Palestina hanya mengirimkan 8 atlet yang terdiri dari 6 laki-laki dan 2 perempuan.
Sementara Israel menurunkan 88 atlet yang mendapat "pengawalan khusus" dari Prancis dan IOC di Olimpiade 2024.