Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Pilu Luka Modric dan Kroasia, dari Medan Perang ke Piala Dunia

Perjalanan Luka Modric & timnas Kroasia di Piala Dunia ditentukan dini hari nanti. Mampukah tim yang terlahir dari perang ini mengulang sejarah 4 tahun silam?
Formasi timnas Kroasia yang lolos pada Piala Dunia 2022/FIFA
Formasi timnas Kroasia yang lolos pada Piala Dunia 2022/FIFA

Bisnis.com, JAKARTA – Dinginnya udara di Luzhniki Stadium, Moskow, masih membekas dalam ingatan Luka Modric. Minggu (15/7/2018) malam,  4 tahun silam, Modric dan Timnas Kroasia menelan kekalahan di final Piala Dunia melawan Prancis. Skor telak 4:2.

“Yang pasti, apa yang telah kami lalui pada 2018 di Rusia tak terlupakan dan tak terhapuskan di benak saya. Orang lain dapat terus membicarakannya, tetapi kami harus mengesampingkannya dan fokus pada apa yang ada di depan,” tegas Modric seperti dikutip dari Indianexpress, Selasa (13/12/2022).

Modric ingin memastikan Kockasti tidak patah arang. Kekalahan di final Piala Dunia 2018 justru membawa semangat baru. Di akun Instagram-nya, dia mengunggah foto dengan memakai jersey baru dengan tangan terulur. Modric menuliskan, “Kami siap.”

Bagi Modric Cs, melawan ‘musuh’ di lapangan diiringi gemuruh di tribun penonton lebih mudah. Bila dibandingkan dengan bermain bola disertai hujan peluru dan bom saat perang melanda negaranya.

Terlahir di Pegunungan Velebit, sebelah utara kota Zadar, pada 9 September 1985, Luka Modric dibesarkan di dusun Modrići. Nama dusunnya kemudian menjadi nama belakang gelandang Real Madrid itu.

Dia adalah anak tertua dari Stipe Modric dari Modrići, dan Radojka Dopuđ dari Kruševo dekat Obrovac. Kedua orang tuanya awalnya bekerja di pabrik pakaian rajut. Enam tahun setelah Luka Modric lahir, perang pecah. Tepatnya 1991.

Kisah Pilu Luka Modric dan Kroasia, dari Medan Perang ke Piala Dunia

Pemandangan kota Zadar, Kroasia, tempat lahir bintang sepakbola Luka Modric./Wikipedia

Perang terjadi selepas meninggalnya diktaktor Yugoslavia, Josip Broz Tito. Yugoslavia sendiri didirikan setelah kemenangan sekutu dalam Perang Dunia II. Enam republik Bersatu menurut garis etnis dan sejarah.

Namun, setelah empat dekade, negara-negara Balkan itu ingin memerdekakan diri. Akhirnya perang pecah di era 1990-an. Setelah Perang Saudara, Yugoslavia terbelah menjadi tujuh negara independen. Mulai dari Serbia, Kroasia, Makedonia, Montenegro, Slovenia, Bosnia & Herzegovina, serta Kosovo.

Timnas Kroasia saat ini tumbuh dalam bayang-bayang perang. Yang kemudian dikenal dengan 'Perang Tanah Air'. Pun dengan timnas Serbia yang lolos pada Piala Dunia 2022, tetapi kandas di fase gugur.

Masa Kecil Modric Direnggut Pemberontak Serbia 

Modric menghabiskan masa kecilnya di rumah batu milik kakeknya, dari pihak ayah. Dia diasuh kakeknya, karena orang tuanya membanting tulang untuk menafkahi Modric.

Kebahagiaan Modric, tinggal dan bermain, di atas bukit bersama kambing gembalaan, mendadak sirna.

Suatu hari ketika berumur enam tahun, saat kakeknya, yang juga bernama Luka, pergi ke atas bukit dengan hewan ternaknya, ditembak mati oleh pemberontak Serbia setempat. Buntut dari perang saudara Yugoslavia, konflik pun sampai ke pemukiman Modrici.

Beruntung keluarganya berhasil melarikan diri. Rumahnya dibakar menjadi tanah. Sebagian besar penduduk Modrici pun pindah ke kamp pengungsi. Mereka pindah ke kota Zadar, dan tinggal di Hotel Kolovare selama tujuh tahun

Kemudian dia pindah ke Hotel Iž. Keduanya berada di Zadar. Kota ini pun tak terbebas dari konflik. Setiap hari dihujani oleh granat dari bukit-bukit di sekitarnya.

Kisah Pilu Luka Modric dan Kroasia, dari Medan Perang ke Piala Dunia

Truk tentara melintas di salah satu kota kawasan Kroasia saat perang saudara pecah di negara Balkan bekas Yugoslavia./strongcitiesnetwork.com

Ayahnya bergabung dengan Angkatan Darat Kroasia sebagai aeromekanik. Pada tahun-tahun itu, ribuan bom berjatuhan di kota, dan sepak bola adalah pelarian dari kenyataan perang. Begitu hujan bom mereda, Modric kecil menendang bola yang terbuat dari kertas.

Dalam keadaan sulit itu, Modric terus bermain sepak bola. Kebanyakan di tempat parkir hotel. Pada 1992, dia secara bersamaan masuk sekolah dasar dan akademi olahraga. Dibiayai keluarganya dengan sedikit uang yang dimiliki. Terkadang dibantu oleh pamannya.

Sebagai anak laki-laki dia terinspirasi untuk bermain sepak bola seperti Zvonimir Boban dan Francesco Totti.

"Saya mendengar tentang seorang bocah hiperaktif yang terus-menerus bermain sepak bola di koridor hotel pengungsi, bahkan sampai tidur dengannya," kata Josip Bajlo, yang saat itu menjadi pelatih di klub Divisi Satu NK Zadar, tempat Modric mengasah kemampuannya pertama kali.

Begitu Bajlo melihat Modric bermain, dia mendaftarkannya ke sekolah sepak bola klub, di mana dia langsung menonjol. "Dia adalah idola bagi generasinya, pemimpin, favorit," kata Bajlo seperti dikutip Wionews.

"Itu terjadi jutaan kali saat kami pergi ke tempat latihan saat peluru berjatuhan, dan kami berlari ke tempat perlindungan," kata teman masa kecil Modric, Marijan Buljat, yang berlatih dan bermain bola.

Kisah Pilu Luka Modric dan Kroasia, dari Medan Perang ke Piala Dunia

Kemudian Modric meninggalkan Zadar. Namun dia tetap menjadi legenda Zadar. Dia selanjutnya bergabung ke Dinamo Zagreb pada 2000.

Berkat performanya, Modric dipinang oleh klub Liga Utama Inggris, Tottenham Hotspur pada 2008. Empat tahun kemudian, klub raksasa Spanyol, Real Madrid memboyongnya ke Santiago Bernabue.

Jejak Kroasia di Piala Dunia

Sejak merdeka dari Yugoslavia, Kroasia nyaris tak pernah absen dari ajang Piala Dunia. Debutnya pada Piala Dunia 1998, dia menjadi juara ketiga setelah mengalahkan Belanda. Kala itu, Prancis sebagai tuan rumah menjadi juara dunia.

Selanjutnya pada 2002, 2006, dan 2014 hanya sampai fase grup. Hanya pada 2010, tim Kockasti tidak merasakan rumput hijau di Afrika Selatan.

Pada 2018, Kroasia menghebohkan hajatan Piala Dunia di Kroasia karena melaju di final bertemu dengan Prancis.

Pada tahun ini, merupakan ketiga kalinya Kroasia melaju ke babak semi final, dan akan bertemu dengan Argentina.

Apakah tim yang terlahir dari perang ini bakal membekuk La Albiceleste, dan melaku ke final lagi?

Kans tersebut terbuka lebar, meski tak sedikit yang memandang sebelah mata tim Kockasti ini.

Kisah Pilu Luka Modric dan Kroasia, dari Medan Perang ke Piala Dunia


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hendri T. Asworo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper