Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bendera Kosovo di Ruang Ganti Serbia, Begini Sejarah Perseteruan Kedua Negara

FIFA akan menyelidiki penemuan bendera Kosovo di ruang ganti Serbia yang menimbulkan polemik.
Bendera Kosovo di ruang ganti Serbia pada gelaran Piala Dunia 2022 / Twitter @HCekurn
Bendera Kosovo di ruang ganti Serbia pada gelaran Piala Dunia 2022 / Twitter @HCekurn

Bisnis.com, JAKARTA – Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memastikan melakukan penyelidikan setelah ditemukan bendera Kosovo di ruang ganti Serbia yang menimbulkan polemik. Timnas Serbia terancam sanksi di Piala Dunia 2022.

Bendera Kosovo terlihat di ruang ganti Serbia dengan tulisan ‘Kami tidak menyerah’ dalam bahasa Serbia di bendera Kosovo. Hal itulah yang memicu kontroversi.

Dikutip melalui Aljazeera, Senin (28/11/2022), FIFA pun mengaku akan merespons keberadaan bendera Kosovo di ruang ganti pada laga Piala Dunia 2022 itu.

Timnas Serbia dinilai melanggar Pasal 11 Kode Disiplin FIFA dan Pasal 4 Regulasi Piala Dunia FIFA 2022.

"Komite Disiplin FIFA telah membuka proses melawan Asosiasi Sepak Bola Serbia karena bendera yang dipajang di ruang ganti mereka pada pertandingan Brasil vs Serbia," bunyi pernyataan FIFA, Senin (28/11/2022).

Di sisi lain, Menteri Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kosovo Hajrulla Ceku mengomentari keberadaan bendera Kosovo di ruang ganti timnas Serbia tersebut.

"Gambar memalukan dari ruang ganti Serbia, menampilkan pesan kebencian, xenofobia, dan genosida terhadap Kosovo, sambil mengeksploitasi platform Piala Dunia 2022 FIFA. Kami mengharapkan tindakan nyata dari FIFA mengingat Federasi Sepak Bola Kosovo (FFK) adalah anggota penuh FIFA dan UEFA," tulisnya di Twitter, Sabtu (26/11/2022).

Konflik Lama

Sekadar informasi, konflik antara Serbia dengan Kosovo sudah berlangsung lama yang lebih dikenal dengan Perang Kosovo. Konflik bersenjata ini dimulai 28 Februari 1998 dan berlangsung hingga 11 Juni 1999.

Pertempuran terjadi antara pasukan Republik Federal Yugoslavia (Serbia dan Montenegro) yang menguasai Kosovo sebelum perang menghadapi kelompok bersenjata Albania Kosovo yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Kosovo (KLA).

Konflik berakhir ketika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) melakukan intervensi dengan memulai serangan udara pada Maret 1999. Pasukan Yugoslavia (Serbia-Montenegro) sejak itu mundur dari Kosovo.

KLA dibentuk pada awal 1990-an untuk melawan persekusi Serbia terhadap Kosovo Albania dan memulai kampanye pertamanya pada 1995 ketika meluncurkan serangan terhadap penegak hukum Serbia di Kosovo.

Dikutip melalui BBC pada Juni 1996, kelompok tersebut mengaku bertanggung jawab atas tindakan sabotase yang menargetkan kantor polisi Kosovo, selama pemberontakan Kosovo.

Sementara itu, pada 1997, kelompok itu memperoleh sejumlah besar senjata melalui penyelundupan senjata dari Albania, menyusul pemberontakan, di mana senjata dijarah dari pos polisi dan tentara negara itu.

Pada 1998, serangan KLA yang menargetkan otoritas Yugoslavia di Kosovo menghasilkan peningkatan kehadiran paramiliter Serbia dan pasukan regular.

Kelompok ini kemudian mulai melakukan kampanye pembalasan yang menargetkan simpatisan dan lawan politik KLA.

Kampanye itu menewaskan 1.500 hingga 2.000 warga sipil dan kombatan KLA, juga membuat 370.000 orang Albania Kosovo mengungsi pada Maret 1999.

Kemudian, pada 1999, pasukan Yugoslavia memulai kampanye besar-besaran penindasan dan pengusiran orang-orang Albania Kosovo menyusul penarikan Misi Verifikasi Kosovo OSCE (KVM) dan kegagalan Perjanjian Rambouillet yang diusulkan.

Hal ini pun tak luput dari perhatian NATO yang melakukan intervensi dengan kampanye pemboman udara yang dimulai pada 24 Maret, membenarkannya sebagai perang kemanusiaan.

Alhasil, perang berakhir dengan Perjanjian Kumanovo, yang ditandatangani pada 9 Juni, dengan pasukan Yugoslavia dan Serbia setuju mundur dari Kosovo untuk membuka jalan bagi kehadiran internasional.

Selain itu, konflik Serbia dan Kosovo juga mengakar sebelum era modern, disebabkan dari pengusiran orang Albania pada 1877-1878 dari daerah-daerah yang dimasukkan ke dalam Kerajaan Serbia sehingga mereka menetap di Kosovo. Bahkan, pada 1901 terjadi serangan dan pembantaian Serbia Kosovo.

Selanjutnya, terjadi ketegangan antara komunitas Serbia dan Albania di Kosovo sepanjang abad ke-20 dan kadang-kadang meletus menjadi kekerasan besar, khususnya selama Perang Balkan Pertama (1912–13), Perang Dunia I (1914–1918), dan Perang Dunia II (1939–1945).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper