Bisnis.com, JAKARTA - Kroasia akhirnya angkat koper dari Euro 2020. Luca Modric cs kalah dari Spanyol pada pertandingan babak 16 besar yang dihelat di Stadion Parken, Denmark, Senin (28/6/2021) malam WIB.
Kroasia yang dilatih Zlatko Dalic sempat menunjukkan perjuangan 'spartan' dengan mencetak dua gol dalam rentang waktu tak lebih dari sepuluh menit, setelah tertinggal 3-1 sejak menit ke-78.
Sayangnya, pada waktu tambahan dua kali 15 menit, Kroasia tak mampu mengoptimalkan peluang, sedangkan Spanyol berhasil mencetak dua gol untuk mengamankan tiket ke delapan besar Euro 2020.
Kroasia pun akhirnya menyusul negara pecahan Yugoslavia lainnya, Makedonia Utara, yang sudah lebih dulu angkat kaki dari Euro 2020 lantaran tidak lolos dari fase grup.
Ya. Hanya dua negara pecahan Yusgoslavia itu yang mampu menembus putaran final Euro 2020. Serbia dan Bosnia Herzegovina tak mampu mengikuti jejak Makedonia Utara untuk mendapatkan tiket putaran final Euro 2020 dari jalur play off.
Slovenia (dan juga Kosovo) kalah dalam persaingan fase grup kualifikasi Euro 2020, sedangkan Montenegro menjadi juru kunci grup pada fase itu dan hanya mengantongi tiga poin dari tiga kali imbang.
Baca Juga
Dengan hasil itu, saya--yang mulai gemar menyaksikan pertandingan sepak bola internasional pada 1990-an--sempat termenung dan membayangkan seandainya enam negara itu masih bersatu di bawah bendera Yugoslavia.
Mungkin saja, negara-negara di Eropa Tenggara atau Balkan itu bisa 'berbicara lebih banyak' di pentas Euro 2020. Pasalnya, Yugoslavia punya sejarah yang cukup mentereng di turnamen antarnegara di Benua Biru itu.
Saya coba menyusun pemain timnas imajiner Yugoslavia, sendainya enam negara tersebut masih bersatu. Namun sebelum itu, mari kita lihat catatan sejarah yang ditorehkan Yugoslavia di Euro.
Pemain Kroasia mencetak gol kedua ke gawang Spanyol dalam laga 16 besar Euro 2020 - Twitte/@EURO2020
Catatan Panjang Yugoslavia di Euro
UEFA mencatat Yugoslavia sudah enam kali tampil di putaran final Euro dan melakoni 26 pertandingan, termasuk di Euro 2000, saat negara ini sudah menjadi Republik Federal Yugoslavia (sebelum berganti nama menjadi Serbia Montenegro dan kemudian pecah lagi) dan mencapai babak perempat final.
Kendati belum pernah juara, Yugoslavia mampu dua kali mencapai partai puncak Euro alias final. Pertama pada Euro 1960 saat mereka dikalahkan Uni Soviet di partai pamungkas turnamen dan kedua pada 1968 ketika mereka dibungkam Italia dengan skor 0-2.
Secara total, Yugoslavia mencatatkan tujuh kemenangan, tujuh hasil imbang, dan 12 kali kalah di Euro. Negara yang berawal dari pecahan Kekaisaran Austria-Hongaria ini membukukan 42 gol dengan 52 kali kebobolan.
Dalam laga terakhirnya di turnamen empat tahunan itu, yakni pada perempat final Euro 2000, Yugoslavia kalah 6-1 dari Belanda.
Yugoslavia sebenarnya memiliki kesempatan untuk tampil di putaran final Euro 1992 yang digelar di Swedia. Namun, Yugoslavia urung tampil lantaran perpecahan.
Slovenia, Kroasia, Republik Makedonia mendeklarasikan kemerdekaan pada 1991, sedangkan Bosnia Herzegovina menyusul pada 1992. Slovenia, Kroasia, dan Bosnia Herzegovina diterima sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB melalui resolusi Majelis Umum pada Mei 1992.
Lantaran situasi itu, Yugoslavia didiskualifikasi dan tidak dapat tampil di putaran final Euro 1992, kendati lolos sebagai juara grup 4 kualifikasi dengan nilai 14, hasil dari tujuh kemenangan dan satu kali kalah yakni 1-2 dari Denmark.
Posisinya di putaran final kemudian digantikan oleh Denmark, runner-up grup 4 kualifikasi, yang secara mengejutkan justru keluar sebagai juara Euro 1992.
????? #OTD in EURO 1992 final...
— UEFA EURO 2020 (@EURO2020) June 26, 2021
Goals from John Jensen (below) and Kim Vilfort completed the fairy tale for last-minute entrants Denmark ?@dbulandshold | #EURO2020 pic.twitter.com/wKdURuqZCd
Mungkin saja, Yugoslavia mampu meraih hasil yang sama bila tetap bisa mengikuti turnamen tersebut. Bukan hanya lantaran menjadi juara grup saat kualifikasi, Yugoslavia saat itu diisi oleh talenta muda berbakat yang menjuarai Piala Dunia Junior 1987.
Berdasarkan catatan FIFA, Yugoslavia yang mengalahkan Jerman di final turnamen junior itu diisi oleh nama-nama yang akhirnya menjadi pemain tenar pada dekade 90, seperti Davor Suker, Zvonimir Boban, Robert Prosinecki, Robert Jarni dan Predrag Mijatovic.
Pada Piala Dunia Junior yang dihelat di Cile itu, Davor Suker mencetak enam gol, Zvonimir Boban dan Predrag Mijatovic masing-masing mencetak tiga gol, sedangkan Robert Prosinecki menjadi pemain terbaik.
Selain itu, UEFA mencatat pemain Yugoslavia Darko Pancev menjadi pencetak gol terbanyak alias top score kualifikasi Euro 1992 dengan sepuluh gol.
Suker, Boban, Jarni dan Prosinecki akhirnya bermain untuk Kroasia pada turnamen antarnegara selanjutnya, Mijatovic membela Montenegro, sedangkan Pancev yang pada 1992 dibeli Inter Milan bergabung dengan Makedonia Utara.
Para pemain muda Yugoslavia berpose usai menjuarai Piala Dunia Junior 1987 - Twitter/@FIFAWorldCup
Pada April 1993, Majelis Umum PBB mengakui Republik Makedonia sebagai anggota PBB dan kemudian pada Februari 2019 resmi berubah nama menjadi Makedonia Utara.
Sementara itu, Yugoslavia merubah bentuk pemerintahan menjadi republik dan diakui PBB pada November 2000 sebagai anggota dengan nama Republik Federal Yugoslavia. Negara ini yang kemudian mengirimkan wakilnya ke Euro 2000.
Namun, pada Februari 2003, Yugoslavia resmi 'menghilang' sebab berganti nama menjadi Serbia dan Montenegro. Tiga tahun berselang, Montenegro mengadakan referendum dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia.
Keanggotaan Serbia dan Montenegro di PBB dilanjutkan oleh Republik Serbia, sedangkan Montenegro diterima sebagai anggota baru organisasi antarnegara itu pada Juni 2006.
Sebagai catatan, Kosovo, salah satu provinsi di Serbia juga memiliki wakil tim nasional di ajang kualifikasi Euro 2020, meski gagal lolos dari fase kualifikasi. Kosovo merupakan protektorat atau wilayah (otonomi khusus) yang berada di bawah perlindungan negara lain dan dalam pengawasan PBB.
Dari sejumlah negara pecahan Yugoslavia itu, Kroasia paling menonjol di ajang Euro dengan enam kali mencapai putaran final. Hanya sekali runner-up Piala Dunia 2018 itu gagal ke putaran final yakni pada Euro 2000.
Kendati sering masuk ke babak play off, Slovenia hanya pernah sekali mengikuti putaran final yakni Euro 2000 bersama dengan Republik Federal Yugoslavia sebelum berganti nama dan pecah.
Adapun, Makedonia Utara menjadi negara pecahan Yugoslavia keempat yang mampu tampil di putaran final sebagai negara merdeka.
Susunan Pemain Timnas 'Imajiner' Yugoslavia di Euro 2020
Dengan mengandaikan seluruh tim nasional bersatu membela Yugoslavia, saya mencoba menyusun para pemain terbaiknya untuk tampil di Euro 2020.
Penyusunan ini akan memanfaatkan data pemeringkatan pemain terkini yang dilansir UEFA berbasiskan poin dari penampilan internasional.
Hasilnya, tentu saja pemain Kroasia dan Makedonia Utara yang bermain di Euro 2020 akan lebih mendominasi timnas Yugoslavia 'imajiner' ini.
Namun, beberapa pemain dari negara pecahan Yugoslavia lainnya bisa menjadi opsi untuk memenuhi kuota pemain dalam turnamen ini.
Kiper
Untuk posisi kiper, pemain Makedonia Utara Stole Dimitrievski yang bermain untuk klub Spanyol Rayo Vallecano, memiliki peringkat tertinggi. Bermain penuh dalam tiga laga fase grup Euro 2020, pemain berusia 27 tahun ini melakukan 14 penyelamatan, meski kebobolan delapan gol.
Kiper kedua adalah pemain Kroasia Dominik Livakovic yang bermain penuh dalam empat laga di Euro 2020 dengan sepuluh penyelamatan dan kebobolan delapan gol.
Opsi untuk kiper ketiga datang dari Slovenia yakni Jan Oblak yang sukses membawa Atletico Madrid menjuarai La Liga edisi 2020/2021. Selain itu, ada Marko Dmitrovic, kiper Serbia yang juga bermain di Liga Spanyol bersama Eibar.
Kiper Makedonia Utara Stole Dimitrievski mengagalkan upaya pemain Belanda Denzel Dumfries mencetak gol dalam laga grup di Euro 2020 - Twitter/@EURO2020
Pemain Belakang
Untuk posisi bek tengah, duet Kroasia yakni Dejan Lovren dan Domagoj Vida bisa menjadi benteng pertahanan yang kokoh. Selain itu, ada Darko Velkoski dari Makedonia Utara yang bermain penuh dalam tiga laga fase grup Euro 2020 dengan melakukan tujuh clearence completed, delapan tekel, dan empat blok.
Pemain Montenegro yang bermain di Atletico Madrid, Stefan Savic, juga bisa menjadi pilihan di lini belakang, di samping Nikola Milenkovic, pemain Serbia yang menjadi bek tengah Fiorentina.
Di pos bek kiri, Makedonia Utara punya Ezgjan Alioski, sedangkan Kroasia punya Joško Gvardiol. Keduanya masuk 10 besar pemain dengan poin tertinggi di antara negara-negara pecahan Yugoslavia.
Para pemain Makedonia Utara merayakan gol yang dicetak Ezgjan Alioski - Twitter/@EURO2020
Sebagai alternatif, ada bek gaek Serbia yang bermain bagi Inter Milan, yakni Aleksandar Kolarov. Kemudian, ada Sead Kolašinac, pemain Bosnia Herzegovina yang mengisi pos bek kiri Schalke.
Pemain Kroasia yang bermain di Atletico Madrid, Šime Vrsaljko, menjadi pilihan di pos bek kanan, selain Stefan Ristovski pemain Makedonia Utara yang tergabung di Dinamo Zagreb.
Lini Tengah
Trio Kroasia di lini tengah yakni sang kapten Luca Modric, Marcelo Brozovic dan Mateo Kovacic tentu menjadi pilihan utama dalam susunan pemain 'imajiner' Yugoslavia. Selain itu ada Mislav Orsic dan pemain Atalanta Mario Pasalic yang masing-masing mencetak satu gol bagi Kroasia ke gawang Spanyol.
Jangan lupa, ada Miralem Pjanic, pemain Bosnia Herzegovina berusia 31 tahun yang kini membela Barcelona dan pernah berseragam Juventus.
Untuk mendukung serangan, Slovenia punya Josip Ilicic yang masih bermain apik bersama Atalanta. Dia bisa saling mendukung dengan dua sayap Kroasia yang juga mencetak gol di Euro 2020 yakni Nikola Vlasic dan Ivan Perisic.
Kapten tim nasional Kroasia Luca Modric - Twitter/@EURO2020
Barisan Penyerang
Sementara itu, posisi striker terbuka untuk diisi pemain Kroasia Ante Rebic yang bermain bersama AC milan dan penyerang kaya pengalaman asal Makedonia Utara, Goran Pandev.
Sebagai alternatifnya, Montenegro memiliki penyerang tengah berpengalaman lainnya, yakni Stevan Jovetic, dan Bosnia Herzegovina punya Edin Dzeko yang masih bermain bersama AS Roma.
Dengan susunan pemain seperti itu, mungkin saja negara-negara Balkan itu bisa melangkah lebih jauh di Euro 2020, di bawah satu bendera yang sama, Yugoslavia. Mungkin saja.