Bisnis.com, JAKARTA - Waktu pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya yang diselenggarakan di Stadion Kanjuruhan pada malam hari, Sabtu (2/10/2022) dinilai tidak ideal oleh pakar. Pertandingan itu sendiri berujung tragedi, yang terhitung hingga Minggu (2/10) petang telah menewaskan 125 jiwa.
Menurut eks Head of Infrastructure, Safety, and Security Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Nugroho Setiawan, waktu pertandingan krusial bagi pertandingan sepakbola. Terutama, terkait dengan pengamanan dan upaya pertolongan.
"Dalam mengawasi pertandingan, lebih mudah dilakukan dalam penerangan alamiah daripada penerangan lampu. Tapi biasanya waktu pertandingan juga dipengaruhi oleh faktor hak siar dan lain-lain," ujar Nugroho dalam wawancara di Inews, dikutip Minggu (2/10/2022).
Penyelenggaraan pertandingan pada malam hari, ujarnya, tidak hanya rentan membuat pencahayaan tidak maksimal, tetapi juga sarana lain seperti rumah sakit dan klinik yang belum tentu beroperasi penuh. Kecuali, instalasi gawat darurat (IGD) dengan kapasitas terbatas.
Menurutnya, waktu paling ideal dalam penyelenggaraan pertandingan sepakbola adalah pada sore hari antara pukul 15.00 dan 16.00 dan berakhir pada saat magrib. Sebab, kondisi masih terang untuk melakukan antisipasi kejadian.
"Kalau waktunya sore atau siang hari, tentu saja lebih mudah karena jarak pandang tidak terbatas dan tidak ada blindspot," jelasnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan bagi tim tamu.
Memakan korban hingga 129 nyawa akibat kericuhan yang terjadi, salah satu langkah yang diambil PSSI sejauh ini adalah membangun komunikasi dengan Federacion Internationale de Football Association (FIFA) agar Indonesia tidak dikenakan sanksi.