Bisnis.com, JAKARTA - UEFA telah melaporkan 290 kasus pelecehan online di platform media sosial selama babak penyisihan grup Kejuaraan Piala Eropa Wanita 2022.
Badan sepak bola Eropa itu meluncurkan proyek baru pada awal Piala Eropa Wanita 2022 untuk memantau, melaporkan, dan memperbaiki kasus penyalahgunaan online. Dari 290 postingan kasar, 55 persen telah dihapus dari platform media sosial.
BBC melaporkan, Rabu (20/7/2022), Inggris adalah salah satu tim yang paling menerima postingan kasar, bersama dengan Spanyol, Prancis, dan Italia.
Mayoritas postingan yang dilaporkan ditujukan pada kompetisi (39 persen), sementara 19 persen menargetkan individu pemain, 20 persen ditujukan untuk akun tim, dan 17 persen postingan kasar berfokus pada pelatih.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 70 persen dari posting yang ditandai termasuk pelecehan umum, dengan 20 persen menampilkan seksisme.
Sementara itu, pelecehan rasialis menyumbang 6 persen dari posting dan 4 persen dari posting menampilkan pelecehan homofobik.
"Sangat menyenangkan melihat proyek ini beraksi, dan saya senang bahwa kita sudah dapat melihat dampak nyata yang ditimbulkan berdasarkan angka-angka dari babak penyisihan grup. Posting sedang diidentifikasi dan dihapus, dan kami berharap ini memberi pemain, pelatih, dan wasit kemungkinan untuk dilindungi oleh UEFA," ujar Michele Uva, Direktur Sepak Bola dan Tanggung Jawab Sosial UEFA.
Pada Juni, sebuah laporan oleh badan pengatur sepak bola dunia FIFA dan serikat pemain FIFPro menemukan bahwa 50 persen dari semua pemain di Piala Eropa 2020 dan Piala Afrika 2022 menerima pelecehan di ranah online.