Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Final Piala AFF 2020, Ini Jejak Karir Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong

Tae-yong pernah meraih gelar Pemain Muda Terbaik Liga Korea Selatan pada 1992. Dia juga menjadi pemain kunci bagi klubnya dalam menjuarai kompetisi itu selama tiga tahun beruntun pada periode 1993-1995.
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong/PSSI
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong/PSSI

Bisnis.com, JAKARTA - Final kedua Piala AFF 2020 mempertemukan Thailand vs Indonesia pada malam ini, Sabtu 1 Januari 2022. Kubu Timnas Indonesia berhasil memimpin dengan perolehan 1-0 di babak pertama.

Timnas sendiri dilatih oleh pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-yong. Seperti diketahui, Shin Tae-yong di kubu Timnas Indonesia memiliki karir yang lebih mentereng. Setelah lulus kuliah dari Universitas Yeungnam pada 1991, Tae-yong muda bermain selama 12 tahun bersama klub Seongnam Ilhwa Chunma.

Sebagai pemain, dia pernah mendapatkan julukan sebagai Si Rubah karena kemampuannya dalam menggiring bola dan melepaskan umpan dengan sangat cerdik.

Dia pernah meraih gelar Pemain Muda Terbaik Liga Korea Selatan pada 1992. Dia juga menjadi pemain kunci bagi klubnya dalam menjuarai kompetisi itu selama tiga tahun beruntun pada periode 1993-1995.

Dilansir oleh Tempo, Tae-yong bahkan pernah membawa klubnya meraih trofi Kejuaraan Antar Klub Asia 1995, saat ini bernama Liga Champions Asia. Dia pun menyabet gelar pemain terbaik saat itu.

Setelah menyumbangkan 14 trofi dan menjadi legenda di Seongnam, Tae-yong menghabiskan karirnya bersama klub Liga Australia, Queensland Roar sebelum ganting sepatu pada 2005.

Di level internastional, Shin Tae-yong pernah merasakan bermain di Timnas Korea Selatan. Dia pernah membawa skuad Negeri Ginseng melaju ke babak perempat final Piala Asia 1996 meskipun skuad Negeri Ginseng akhirnya pulang dengan kekalahan 2-6 dari Iran.

Usai Piala Asia, Tae-yong gantung sepatu dan menimba ilmu sebagai asisten pelatih di Queensland Roar di bawah asuhan Miron Bleiberg dan Frank Farina.

Selama tiga tahun di Negeri Kangguru, mantan klubnya memanggil. Saat itu, Tae-yong awalnya hanya ditunjuk sebagai pelatih pengganti dan sukses membawa tim itu menempati posisi kedua Liga Korea Selatan dan Piala Korea 2009.

Setahun berselang, Tae-yong sukses membawa klub itu menjuarai Liga Champions Asia dan Piala Korea. Dia menjadi orang pertama yang memenangkan kejuaraan itu baik sebagai pemain maupun pelatih. Dia mundur pada 2012 setelah Seongnam mendapatkan hasil buruk.

Pada 2014, Tae-yong ditunjuk menjadi asisten Pelatih Timnas Korea Selatan di bawah asuhan Uli Stielike. Sukses Korea mencapai final Piala Asia 2015 membuat nama Tae-yong semakin berkibar. Pasalnya, meskipun berstatus sebagai asisten, dia dianggap sebagai pengatur strategi di skuad asuhan Stielike yang mencapai final kejuaraan itu untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sayangnya, Korea Selatan kalah 1-2 dari Australia pada partai puncak setelaah melalui babak tambahan.

Di masa karirnya, dia pernah menangani Timnas U-23 Korea Selatan pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Saat itu, Korea Selatan menjadi juara grup dan disingkirkan Honduras pada perempat final.

Kemudian pada 2017, dia juga membawa Timnas U-20 Korea Selatan yang menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Korea Selatan lolos hingga babak 16 besar namun harus tersingkir setelah dikalahkan Portugal 1-3.

KFA, asosiasi sepak boleh di Negeri Ginseng, memecat Stielike pada Juli 2017 setelah mereka mendapatkan hasil buruk di Kualifikasi Piala Dunia 2018. Shin Tae-yong yang ditunjuk sebagai penerus Stielike akhirnya mampu membawa timnya merebut satu tiket ke putaran final yang digelar di Rusia. Dia juga berhasil membawa Korea Selatan meraih gelar juara Piala Asia Timur 2017 dengan mengalahkan rival abadinya Jepang pada tahun itu.

Sayangnya, Korea Selatan tak bisa berbuat banyak di Piala Dunia 2018. Son Heung-min cs kalah 0-1 dari Swedia dan 1-2 dari Meksiko pada dua laga awal babak penyisihan grup.

Tak memiliki peluang untuk lolos ke babak berikutnya, Korea Selatan harus menghadapi Jerman yang harus menang besar untuk bersaing dengan Meksiko dan Swedia.

Akan tetapi kejutan terjadi pada akhir pertandingan. Skor 0-0 selama 90 menit berubah setelah Kim Young-gwon menjebol gawang Manuel Neuer pada menit kedua waktu tambahan. Korea Selatan pun dipastikan tak pulang dengan tangan hampa setelah Son Heung-min mencetak gol kedua empat menit berselang.

KFA tak memperpanjang kontrak Shin Tae-yong sehingga akhirnya dia menerima lamaran PSSI untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia pada Desember 2019 dengan kontrak hingga 2023.

Namun, langkah Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia tak mulus. Hanya empat bulan melatih, badai Covid-19 menerpa tanah air dan kompetisi sepak bola pun dihentikan.

Hal itu membuat si pelatih sempat kesulitan untuk memilih pemain. Padahal dia dibebani banyak target. Tugas pertama Tae-yong adalah menyelamatkan muka Timnas Indonesia di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia putaran kedua.

Saat itu, Timnas Indonesia telah menelan lima kekalahan dari Malaysia, Thailand, Vietnam dan Uni Emirat Arab di bawah asuhan Pelatih Simon McMenemy. Skuad Garuda praktis tak memiliki lagi peluang untuk lolos ke putaran ketiga.

Dengan tiga laga tersisa, peluang Indonesia adalah meraih posisi ketiga atau keempat demi lolos ke kualifikasi Piala Asia 2023 secara otomatis. Dalam persiapan menghadapi tiga laga itu, Shin Tae-yong sempat kembali ke Korea Selatan karena ketidakpastian kompetisi di tanah air.

Menurut berita yang dilansir Tempo, Tae-yong sempat dinyatakan positif Covid-19 pada Maret 2021, tepat sebelum dia berencana mengamati calon pemainnya yang bertarung di Piala Menpora 2021.

Alhasil, Timnas Indonesia berangkat ke Uni Emirat Arab untuk menjalani tiga laga sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan persiapan ala kadarnya. Tae-yong membawa tim dengan materi pemain muda ke sana.

Di Uni Emirat Arab, skuad Garuda sempat menebar harapan dengan menahan imbang Timnas Thailand dengan skor 2-2. Sayangnya mereka kalah 0-4 dari Vietnam dan 0-5 dari tuan rumah pada dua laga lainnya.

Selepas itu, Shin Tae-yong kembali menjadi sorotan karena kembali ke negaranya. Publik sepak bola tanah air sempat geram karena Tae-yong dinilai tak profesional.

Dia baru kembali ke Indonesia pada Agustus, setelah kompetisi Liga 1 dan Liga 2 kembali bergulir. Pria berusia 51 tahun itu lantas berburu pemain untuk Timnas Indonesia di berbagai level umur.

Setelah menjalani pemusatan latihan di Jakarta dan Turki, Shin Tae-yong akhirnya memilih 30 pemain yang akan dibawanya ke Piala AFF 2020. Skuad Garuda mayoritas berisi pemain di bawah usia 23 tahun.

Hal itu pula yang membuat Witan Sulaeman cs sempat dipandang sebelah mata. Bergabung di Grup B, Timnas Indonesia harus bersaing dengan juara bertahan Vietnam dan mantan juara Piala AFF Malaysia.

Shin Tae-yong berhasil membuktikan kemampuannya. Dia membuat Vietnam tak bisa menyarangkan gol pada laga ketiga dan membantai Malaysia 4-1 pada laga terakhir babak penyisihan grup.

Pada partai semifinal, Timnas Indonesia pun dianggap sebagai kuda hitam karena akan menghadapi tuan rumah Singapura. Setelah bermain imbang 1-1 pada laga pertama, pasukan Merah Putih akhirnya merebut tiket final dengan meraih kemenangan 4-2 pada laga kedua melalui drama babak tambahan.

Pada partai final kedua malam ini, Shin Tae-yong pun kembali mendapatkan ujian berat karena kalah 0-4 pada laga pertama. Dia pun berjanji anak asuhnya akan bermain lebih baik dan setidaknya meraih kemenangan meskipun tak menjanjikan bisa membalikkan keadaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper