Bisnis.com, JAKARTA - Kemarahan suporter Manchester United akhirnya meledak. Mereka berdemonstrasi memprotes keluarga Glazer sebagai pemilik klub pada Minggu (2/5/2021). Pendemo yang berhasil menerobos masuk hingga ke dalam stadion Old Trafford membuat pertandingan MU vs Liverpool gagal dilaksanakan.
Kemarahan suporter itu sudah terpendam lama, setelah melihat prestasi klub yang tak juga membaik dan cara keluarga Glazer mengelola klub dengan berbasis utang, juga karena ketidakpuasan soal belanja pemain. Amarah itu meledak setelah Glazer memutuskan untuk membawa Manchester United bergabung dengan Liga Super Eropa, kompetisi tandingan Liga Champions yang akhirnya layu sebelum berkembang.
Glazer dan keluarganya telah menjadi pemilik MU sejak 2005, setelah Malcom Glazer membeli mayoritas saham MU (90 persen), melalui Red Football Ltd.
Pada 2014 ketika Malcom meninggal, sehingga kepemilikan sahamnya tersebut dibagi pada enam anaknya, yakni Joel, Avram, Darcie, Bryan, dan Edward Glazer. Namun yang menjadi penanggung jawab atas pengelolaan club hanyalah Joel dan Avram. Keduanya bahkan sudah mengelola klub sejak April 2006, saat mereka menggantikan Malcom yang saat itu sedang menderita penyakit stroke.
Berikut kisah keluarga Glazer dan alasan Red Army (sebutan pendukung MU) membecinya.