Bisnis.com, JAKARTA – Inter Milan mengajukan kontrak berdurasi 3 tahun kepada Edinson Cavani yang membuat raksasa Serie A Italia itu memimpin perburuan pemain Parus Saint-Germain (PSG) tersebut di depan Atletico Madrid, Manchester United, dan Newcastle United.
Menurut L'Equipe yang dikutip Football Italia pada Minggu (24/5/2020), klub Italia berjuluk Nerazzurri telah mengajukan rencana untuk kontrak 3 tahun yang akan berlangsung hingga Juni 2023.
Itu adalah bentuk nyata kepercayaan Inter terhadap seorang striker yang akan berusia 36 pada saat kontrak berakhir.
Cavani, yang mencetak gol untuk Uruguay di tiga Piala Dunia terakhir, berstatus bebas transfer pada akhir Juni 2020 karena PSG, juara Prancis, memutuskan tidak memperpanjang kontraknya. Dia bergabung ke Paris pada 2013.
L'Equipe mencatat bahwa Inter adalah favorit dibandingkan dengan tim-tim lain yang juga meminatinya jasanya, karena Cavani sudah sangat mengenal Serie A. Dia bermain untuk Palermo dan Napoli dari 2007 hingga 2013.
Inter juga berharap lolos ke Liga Champions Eropa untuk tahun ketiga berturut-turut dan Cavani bisa bermain bersama atau menggantikan peran Romelu Lukaku, pemain Timnas Belgia..
Baca Juga
Sebelumnya Newcastle United menjamin akan memberi lebih banyak waktu bermain bagi Cavani itu, sementara Manchester United dan Atletico Madrid juga kandidat yang kuat.
Jika pada akhirnya Cavani berlabuh di Inter, ini akan menjadi sesuatu yang unik, karena secara tidak langsung terjadi pertukaran dengan penyerang asal Argentina Mauro Icardi yang sejak setahun lalu dipinjamkan Inter ke PSG dan kini bakal ditingkatkan ke status permanen oleh tim ibu kota Prancis itu dengan tawaran transfer 60 juta euro.
Lebih menarik lagi, karena PSG, meski tidak secara terang-terangan, memilih untuk tak memperpanjang kontrak Cavani karena dia kalah bersaing dari Icardi dan belakangan kerap kali cedera, yang dialaminya sejak mencetak dua gol untuk Uruguay menaklukkan Portugal 2 - 1 di 16 besar Piala Dunia 2018.
Sementara, Icardi, mantan kapten Inter, berkembang menjadi tidak disukai oleh manajemen Inter lantaran sejak awal 2019 permainannya menurun dan mandu dalam hal menjebol gawang lawan, ditambah sikapnya yang antagonis ketika ban kapten dicopot darinya untuk dialihkan ke kiper Samir Handanovic.