Bisnis.com, JAKARTA - Nama Alphonso Davies menjadi perbincangan setelah Bayern Munchen menggulung Chelsea 3-0 pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions Rabu (26/2/2020) dini hari tadi. Meski tak mencetak gol, pemuda berusia 19 tahun itu membuat pertahanan Chelsea kocar-kacir.
Media Inggris BBC bahkan menasbihkan Davies sebagai pemain terbaik pada laga itu. Menurut BBC, Davies sangat kuat baik dalam bertahan maupun menyerang.
"Alphonso Davies sangat berpengaruh pada dua sisi. Dia memberikan assist kepada Lewandowski dan dua kali memenangkan adu lari dengan Mason Mount untuk membantu pertahanan," tulis BBC.
Perjalanan hidup Davies sebenarnya cukup mengenaskan. Kedua orang tuanya sebenarnya berasal dari Liberia, namun dia dilahirkan di Ghana.
Hal itu tak lepas dari Perang Sipil yang terjadi di Liberia pada awal akhir 90-an. Kedua orang tua Davies terpaksa mengungsi ke Ghana dan melahirkan Davies di sana.
Kedua orang tua Davies kemudian pindah ke Kanada untuk mencari suaka. Namun proses itu tak mudah, Davies baru mendapatkan kewarganegaraan Kanada pada 2017, itu karena kemampuannya bermain sepak bola.
Dia memulai karir sepakbolanya dengan bergabung di akademi Vancouver Whitecaps FC. Pada usianya yang masih 15 tahun dia masuk ke tim kedua Vancouver FC yang berlaga di divisi dua Liga Amerika, USL.
Davies hanya butuh waktu enam bulan untuk menunjukkan kemampuannya. Pada 2016, dia berhasil mencatatkan diri sebagai pencetak gol termuda di liga tersebut pada usia 15 tahun 6 bulan. Semusim berselang dia langsung masuk ke tim utama Vancouver FC.
Pada tahun itu pula dia berhasil mencuri perhatian di MLS. Meskipun baru berusia 16 tahun, Davies berhasil mencatatkan diri sebagai pemain dengan dribble terbaik di MLS dan menempati posisi ketujuh pemberi assist terbanyak.
Kemampuan Davies membuat Kanada akhirnya memberikannya kewarganegaraan. Davies pun dipanggil ke Timnas Senior Kanada yang berlaga di ajang Piala Emas CONCACAF 2017 pada usia yang baru 16 tahun.
Dia langsung menggebrak dengan mencatatkan dirinya sebagai pencetak gol muda termuda bagi Timnas Kanada dalam ajang Piala Emas CONCACAF. Tak hanya itu, dia juga menyabet gelar sebagai pencetak gol terbanyak dalam turnamen bagi negara-negara di Amerika Utara dan Tengah tersebut.
Pesona Davies itu mencuri perhatian sejumlah pencari bakat Eropa. Bukan hanya Bayern Munchen, RB Leipzig, hingga Manchester United dan Liverpool disebut juga sempat mengirimkan pencari bakatnya untuk melihat langsung performa pemuda berdarah Ghana itu.
Para pencari bakat itu kabarnya langsung terpesona. Mereka bahkan menyebut Davies sebagai titisan Arjen Robben, mantan bintang Bayern Munchen yang musim lalu memutuskan gantung sepatu, karena kemampuannya menggiring bola.
Ada juga yang menyamakan Davies dengan David Alaba, juga bintang Bayern Munchen, karena posisinya sebagai bek kiri yang kuat dalam membantu serangan.
Baru pada awal musim ini Munchen berhasil memboyongnya dari Vancouver Whitecaps FC. Maharnya murah, hanya 10 juta euro saja.
Setibanya di Bayern Munchen, Davies pun langsung membuat tim pelatih berdecak kagum. Dalam sesi latihan awal musim ini, dia tercatat sebagai pemain dengan kemampuan berlari tercepat kedua di skuad FC Hollywood.
Davies mencatatkan kecepatan lari 34,76 kilometer per jam, hanya kalah dari seniornya Kingsley Coman yang memiliki kecepatan berlari hingga 35,66 kilometer per jam.
Dia bahkan mengalahkan Alaba yang hanya mencatatkan kecepatan berlari 32,66 kilometer per jam dan Serge Gnabry yang kecepatan berlarinya mencapai 33,20 kilometer per jam.
Selain kecepatan berlari dan menggiring bola, Davies juga dikenal memiliki akurasi umpan yang sangat apik untuk pemain seusianya. Musim ini saja, dia sudah mengemas 3 assist untuk Bayern Munchen di Bundesliga.
Di Liga Champions sendiri, Davies sudah bermain total empat kali. Dari empat pertandingan itu dia sudah mencetak tiga assist.
Tak heran jika kemudian harga Alphonso Davies meroket dalam waktu sekejap saja. Kini, laman Transfermarkt menaksir pemuda yang juga bermain di posisi sayap kanan itu berharga 40 juta euro.
Kini Chelsea pun harus mewaspadai lebih banyak lagi pemain Bayern Munchen pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions tiga pekan mendatang. Bukan hanya memperhatikan Robert Lewandowski dan Serge Gnabry, tim asuhan Frank Lampard juga harus menghentikan pasokan bola yang diberikan Alphonso Davies.