Bisnis.com, JAKARTA - Pemegang saham PT PSS Sleman, Soekeno akan menjual seluruh sahamnya kepada investor. Soekeno kini memegang 68 persen saham klub tersebut.
Pengusaha yang juga memiliki sejumlah pusat perbelanjaan di Yogya itu mengatakan ingin menjual sahamnya karena ingin melihat PSS Sleman lebih maju dan membanggakan dengan investor yang lebih bonafid.
"Saya ingin PSS yang kini sudah berada Liga 1 ini bisa dipegang investor yang lebih bagus dari saya. Saya sudah pamit kepada semua, termasuk suporter," ujar Soekeno kepada Tempo Selasa (14/1/2020).
Dia menuturkan bahwa ingin menjual seluruh sahamnya di PSS karena berpikir apa yang sudah dilakukannya sejauh ini telah maksimal. Sehingga klub kebanggaan warga Sleman itu juga bisa naik kasta ke Liga 1.
Merasa masih punya ikatan kuat bersama PSS, Soekeno yang merupakan eks CEO PSS Sleman ini memastikan tak akan menjual sahamnya pada investor sembarangan.
"Saat ini ada sekitar empat sampai lima orang investor yang sudah proses negosiasi, saya cari penawar tertinggi," ujarnya.
Soekeno menepis bahwa pihak yang berusaha meminang PSS saat ini adalah orang orang lawas yang berkecimpung dalam jagad sepakbola tanah air.
Sebab sempat berhembus isu, saham mayoritas PSS itu diminati Pieter Tanuri (bos Bali United) sampai dilirik Nirwan Bakrie (pemilik Arema FC, Persija Jakarta dan PSIS Semarang). Namun Soekeno menbantahnya.
"Peminatnya PSS memang banyak, tapi sampai hari ini masih negosiasi semua. Ini belum terbuka. Bukan [pak Pieter], pak Pieter tak pernah menghubungi saya, juga bukan keluarga Pak Bakrie," ujar Soekeno.
Soekeno hanya memberi isyarat jika para calon investor PSS merupakan pengusaha lokal.
"Saya juga akan pilih, seleksi, siapa yang tepat untuk PSS. Saya tak akan asal menjual," ujarnya.
Soekeno sendiri tak mematok target kapan saham PSS harus terjual. Yang jelas ia ingin segera ada pengganti dirinya agar manajemen memiliki semangat baru menyongsong musim kompetisi 2020.
Soal harga seluruh saham PSS Sleman yang ia tawarkan, Soekeno hanya memberi rentang. "Di atas Rp 15 miliar, tapi masih di bawah Rp 20 miliar," ujarnya.