Bisnis.com, JAKARTA – Tim nasional Inggris berhasil mematahkan kutukan adu penalti di ajang Piala Dunia sekaligus mendepak Kolombia untuk melaju ke babak perempat final.
Momen bersejarah bagi Inggris dalam pertandingan yang berlangsung dini hari tadi juga menandai peran penting kiper Jordan Pickford.
Hanya mampu bermain imbang dengan skor 1-1 hingga akhir babak tambahan, masing-masing tim harus mengembangkan strategi yang lebih 'cerdas' untuk memenangkan adu penalti.
Bukan kemampuan teknis, faktor psikologis-lah yang lebih berperan sebagai kunci kemenangan. Terbukti, Pickford secara gemilang menangkis tembakan penalti terakhir dari kubu Kolombia, Carlos Bacca.
Padahal, timnas Inggris sempat ketar-ketir setelah eksekutor ketiganya, Jordan Henderson, gagal menyarangkan bola ke dalam gawang lawan. Inggris pun tertinggal satu gol.
Harapan Three Lions kembali muncul setelah tembakan eksekutor keempat Kolombia, Mateus Uribe, membentur mistar gawang dan tembakan Kieran Trippier berhasil masuk tepat sasaran. Skor Inggris dan Kolombia berimbang.
Masing-masing tim menyadari hanya memiliki satu kesempatan terakhir untuk memenangkan tiket ke babak perempat final.
Apes bagi Kolombia, tembakan Bacca sukses ditangkis Pickford dengan satu tangan. Tak ingin menyia-nyiakan momen ini, eksekutor terakhir Inggris Eric Dier mencetak gol sekaligus mengantarkan tim Kolombia pulang ke kampung halamannya.
Tim Inggris sontak menumpahkan kegembiraan mereka, Spartak Stadium pun riuh dengan kegembiraan pendukungnya. Wajar saja, apalagi jika mengingat catatan Inggris yang tak bagus dalam adu penalti di turnamen-turnamen besar. Berturut-turut timnas Inggris dalam drama adu penalti di Piala Dunia 1990, 1998, dan 2006.
Puja-puji masyarakat Inggris ditujukan kepada Pickford. Tak hanya membuktikan kecemerlangannya, penjaga gawang yang baru berusia 24 tahun ini mampu membungkam keraguan yang ditujukan kepadanya, termasuk dari salah satu ikon sepak bola Inggris, Arsene Wenger.
Mantan pelatih Arsenal tersebut pernah berpendapat bahwa Pickford mungkin adalah mata rantai yang lemah dalam timnas Inggris kali ini.
“Ketika Anda melihat tim-tim yang telah memenangkan Piala Dunia, Anda menyadari selalu ada penjaga gawang yang luar biasa,” kata Wenger, dalam suatu wawancara televisi.
“Kita tidak memiliki contoh tim yang memenangkan Piala Dunia tanpa penjaga gawang yang luar biasa. Pickford mungkin akan menjadi salah satunya, tetapi saat ini ia tidak memiliki pengalaman dan mereka [timnas Inggris] mungkin akan kesulitan karenanya,” lanjutnya, seperti dikutip Telegraph.
Untung saja, tidak ada yang peduli dengan komentar Wenger. Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate memercayai nalurinya dan tetap memainkan Pickford.
Pickford mengakui telah mempelajari pola pergerakan pemain-pemain Kolombia. Meski kurang tepat menghalau gol penalti tiga eksekutor pertama Kolombia, kiper klub Everton ini tak hanya berhasil membaca arah tembakan Bacca tetapi juga mengagalkannya.
“Saya melakukan riset. Saya punya kekuatan dan kelincahan. Saya tidak peduli jika saya bukan penjaga gawang terbesar karena ini tentang momen dan melakukan penyelamatan, dan saya mampu. Saya mungkin masih muda tetapi saya memiliki kekuatan mental dan pengalaman yang baik dan saya menggunakannya hari ini,” ujar Pickford.
