Bisnis.com, AUSTIN - Beberapa pebalap MotoGP menyoroti sepak terjang Race Direction berkenaan dengan gaya membalap Marc Marquez, termasuk perseteruan Marquez dengan Valentino Rossi.
Johann Zarco misalnya, pebalap asal Prancis ini melihat hukuman yang diberikan Race Direction kepada masing-masing pebalap tidaklah selalu sama.
Di lintasan MotoGP saat ini, kata Zarco, ada dua dewa yang berkuasa, yaitu Valentino Rossi dan Marc Marquez.
"Vale adalah dewa yang pertama, dan sekarang Marc menjadi dewa yang lainnya karena dia telah berhasil melakukan hal-hal yang luar biasa," kata Zarco, dikutip Crash, Jumat (20/4/2018).
"Marquez sudah diganjar hukuman di Argentina dan tak mendapatkan poin. Ini mungkin adalah yang terburuk baginya, namun jika kita mengingat apa yang terjadi di Malaysia pada 2015, tentu itu adalah balapan yang aneh juga, Vale menendang Marc dan apa hukumannya?"
Casey Stoner waktu itu menyebutkan, normalnya Race Direction akan memutuskan untuk mengeluarkan bendera hitam.
Lain lagi dengan Aleix Espargaro. Pebalap yang mengalami kontak fisik langsung dengan Marc Marquez di Argentina ini mempertanyakan kenapa Race Direction tidak mengeluarkan bendera hitam untuk Marc Marquez.
Espargaro meyakini, bahwa ada perbedaan vital antara kontak dengan 'menabrak seseorang' saat balapan. "Bagi saya, Marc menabrak. Dia dalam kondisi 25km/jam lebih cepat dari saya. Yang terjadi bukanlah bersentuhan (kontak)."
"Race Direction harus melakukan sesuatu yang lebih untuk melindungi para pebalap," kata Espargaro.
"Hapus saja bendera hitam dari daftar aturan karena kita tidak menggunakannya. Mubazir. Aturan harus berubah," sindir Espargaro.
Menurut Espargaro, aturan bendera ada untuk digunakan.
Tak mau ketinggalan, Jorge Lorenzo pun ikut menyumbangkan opininya perihal Race Direction. Menurut pebalap Ducati ini, Race Direction salah karena tidak memberikan hukuman atas kesalahan-kesalahan Marquez di masa sebelumnya.
"Jika Race Direction memberikan hukuman berat, maka di masa yang akan datang si pebalap tidak akan melakukan aksi kesalahan itu lagi," katanya.
Dia yakin, aksi-aksi Marquez di Argentina bisa dihindari seandainya Race Direction bertindak lebih cepat dan menghukum beberapa aksi agresif sang juara dunia itu.
Dalam olahraga berbahaya seperti MotoGP, katanya, Race Direction harus melindungi pebalap.
"Wasit atau Race Direction harus memberikan penalti tegas atas aksi-aksi ini. Ini adalah satu-satunya cara supaya pebalap tak lagi melakukan aksi agresif (berbahaya). Ini pernah terjadi pada saya waktu di kelas 250cc. Waktu itu saya sangat agresif, dan hukuman telah mengubah cara pandang dan strategi saya dalam balapan."
Saat masih berkarir di kelas 250cc pada 2005 silam, Jorge Lorenzo pernah diganjar hukuman larangan satu kali balapan setelah menjatuhkan Alex de Angelis di GP Jepang.