Bisnis.com, JAKARTA - Petualangan Guinea Khatulistiwa di Piala Afrika 2015 akhirnya terhenti di semifinal setelah takluk dari Ghana dengan skor telak 0-3 dalam laga di Stadion Malabo di Kota Malabo, Pulau Bioko, ibu kota Guinea Khatulistiwa, pada Jumat pagi WIB (6/2/2015).
Dalam pertandingan semifinal yang dipimpin wasit dari Gabon Eric Otogo-Castane, ketiga gol Ghana, yang dilatih oleh Avrahm Grant, mantan pelatih Chelsea, dikontribusi Jordan Ayew melalui penalti pada menit ke-42, Wakaso Mubarak pada injury time babak pertama, dan Andre Ayew pada menit ke-75.
Penonton yang tidak bisa menerima kekalahan timnasnya membuat kerusuhan serta hendak menyerang wasit dan pemain Ghana, namun dapat diatasi oleh aparat keamanan. Akibat insiden tersebut, pertandingan sempat dihentikan selama 34 menit pada pengujung babak kedua.
Sebenarnya Guinea Khatulistiwa tidak lolos ke putaran final Piala Afrika yang semula nakan digelar di Maroko. Namun kemudian Guinea Khatulistiwa dipilih menjadi tuan rumah setelah penunjukan Maroko dibatalkan lantaran negara itu meminta penundaan pelaksanaan turnamen akibat khawatir virus Ebola.
Guinea Khatulistiwa juga lolos secara dramatis dari fase grup. Setelah dalam dua pertandingan awal hanya bisa seri melawan Kongo dan Burkina Faso, baru pada matchday terakhir bisa mengalahkan Gabon dan lolos sebagai runner up grup di bawah Kongo.
Di babak 8 besar pun kemenangan Guinea Khatulistiwa dituding dibantu oleh wasit Rajindraparsad Seechurn dari Mauritius yang memberikan hadiah penalti kontroversial pada menit ke-90 sehingga diperlukan perpanjangan waktu dan akhirnya tuan rumah menang 2-1 atas Tunisia.
Dalam pertandingan final yang dijadwalkan digelar pada Senin (9/2/2015) pk. 02:00 WIB, Ghana akan menghadapi Pantai Gading yang di babak semifinal menundukkan Republik Demokratik (RD) Kongo (dahulu Zaire) dengan skor 3-1.