Bisnis.com, JAKARTA - Polisi telah dipanggil untuk menyelidiki klaim bahwa gelandang Pantai Gading dan Manchester City Yaya Toure mengalami kejahatan rasis beberapa jam setelah dirinya mengaktifkan Twitter.
Pemain berusia 31 tahun itu telah lima bulan lalu tidak menggunakan Twitter untuk fokus pada Piala Dunia, tapi beberapa jam setelah mengirim tweet pertamanya di situs jaringan sosial sejak saat itu, ia menjadi sasaran penghinaan rasis, kelompok Anti-Diskriminasi Kick It Out mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Toure, mencuit tentang derby Manchester yang dimenangkan City atas Manchester United pada hari Minggu, menulis: "Saatnya untuk kembali ke Twitter setelah kemenangan baik kemarin. Sekarang fokus saya adalah pada pertandingan berikutnya ... Happy Monday everyone !!."
Tapi tak lama setelah posting pesan tersebut, dibalas oleh pengguna Twitter lainnya bernada kasar dan rasis.
Kick It Out begitu terkejut dengan beberapa pesan di Twitter tersebut, sehingga mereka menghubungi polisi.
Juru bicara Kick It Out mengatakan: "Pada tahap ini kami telah menerima keluhan tentang dua tweet terpisah yang bersifat rasis yang ditujukan untuk Yaya Toure dan sekarang kami menginformasikan ke polisi."
"Yaya Toure telah di Twitter untuk hitungan jam dan ia telah menerima pelecehan yang bersifat mengerikan. Kami terganggu oleh fakta bahwa seseorang dapat sakit dengan cara ini."
"Itu membuat pemain mulai mempertanyakan mengapa mereka harus menggunakan platform ini. Kami akan menawarkan dukungan penuh dari kami kepada Yaya Toure."
Tahun lalu Toure diduga menghadapi pelecehan rasial dari fans Rusia saat City bermain dengan CSKA Moscow dalam pertandingan Liga Champions di Moskow.
CSKA membantah penyalahgunaan terjadi, tapi UEFA mengabaikan protes mereka dan memberikan hukuman larangan main di kandang sendiri untuk pertandingan berikutnya di Liga Champions.